Masa Pandemi, Industri Asuransi Andalkan Layanan Daring
Pendapatan premi asuransi umum negatif 6,1 persen pada kuartal dua 2020.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Industri asuransi umum di tanah air ikut terdampak pandemi Covid-19. Berdasarkan catatan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pendapatan premi asuransi umum negatif 6,1 persen pada kuartal dua 2020.
Melihat kondisi tersebut, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo menyatakan pihaknya masih bisa survive karena sampai saat ini industri ini masih tetap tumbuh.
“Walau efek dari pandemi juga cukup berdampak pada beberapa produk asuransi kami. Namun terdapat juga beberapa produk asuransi yang justru meningkat seperti asuransi kargo,” ujar Sekretaris Perusahaan Jasindo Sofia Ratna ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (8/9).
Menurutnya saat ini perseroan memiliki langkah strategis untuk meningkatkan kinerja, salah satunya fokus pada pelayanan via online dan aplikasi. Langkah ini sejalan dengan perkembangan produk asuransi ritel agar nasabah dapat terlayani secara maksimal.
“BagiJasindo kondisi ini (pandemi) merupakan tantangan yang harus kami atasi dengan berbagai strategi baru. Hal ini untuk menjawab perubahan pasar. Namun bagi industri asuransi umum kami yakin akan terus berkembang,” ucapnya.
Ke depan, pihaknya tetap optimis Jasindo sebagai anak perusahaan BUMN yang merupakan anggota dari Indonesia Financial Group (IFG) tetap fokus untuk membantu pemerintah dalam mengatasi situasi ini. Salah satunya dengan melakukan penyaluran beberapa bantuan kepada masyarakat yang terdampak secara ekonomi melalui berbagai program literasi yang akan dilaksanakan pada 2020.
“Kita berharap saja semoga pandemi ini segera berlalu,” ucapnya.
Sementara Sekretaris Perusahaan Askrindo Denny S Adji menambahkan langkah awal mengantisipasi pandemi Covid-19 dengan menyesuaikan sejumlah ketentuan atau SOP untuk kelancaran operasional kegiatan perusahaan karena adanya Work From Home.
“Sistem dan operation IT Askrindo dapat mendukung pola kerja WFH dan WFO. Ada pembentukan Gugus Tugas dan awal WFH dibentuk War Room,” ucapnya.
Menurutnya agar tetap jaga jarak sampai saat ini, maka kegiatan pemasaran diusahakan melalui telepon atau video call. Sekaligus menjaga SLA pelayanan untuk penjamin Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan jemput bola ke Bank Pelaksana Penjaminan KUR dan PEN.