Apa yang Memicu Seruan Boikot Film Mulan?
Pemeran utama Mulan, Liu Yifei, merupakan warga negara AS keturunan China.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Versi film live-action Mulan dari Disney menghadapi seruan boikot dari aktivis Asia. Aktivis Thailand dan Taiwan bergabung dengan pengunjuk rasa Hong Kong yang memperjuangkan reformasi demokrasi yang pertama kali mengangkat seruan untuk memboikot film tersebut pada tahun lalu, setelah bintang kelahiran China itu memihak polisi Hong Kong dan tindakan keras terhadap demonstran pro-demokrasi.
“Saya mendukung Polisi Hong Kong. Anda semua dapat menyerang saya sekarang. Sayang sekali bagi Hong Kong,” kata pemeran karakter utama Mulan, Liu Yifei (33 tahun) yang juga merupakan warga negara Amerika.
Yifei berbagi kiriman dengan Beijing People's Daily di Weibo, sebuah situs blog berbahasa China pada Agustus 2019. Setelah beberapa kali penundaan karena pandemi virus corona, Mulan yang dijadwalkan tayang di bioskop pada Maret, kini telah keluar di Disney +.
Film itu juga dijadwalkan tayang di bioskop di seluruh Asia mulai 11 September mendatang. Namun, dilansir laman News Australia, MilkTeaAlliance, sebuah gerakan daring pengunjuk rasa pro-demokrasi dari negara-negara Asia mendesak pengikutnya untuk menghindari film tersebut.
Media Australia Sydney Morning Herald memberitakan aktivis pro-demokrasi dari Hong Kong hingga Thailand mendesak orang-orang tak menonton film itu. Mereka menyebut Disney tunduk kepada Beijing.
"Karena Liu Yifei secara terbuka dan bangga mendukung kebrutalan polisi di Hong Kong, saya mendesak semua orang yang percaya pada hak asasi manusia untuk #BeycottMulan," cicit aktivis Hong Kong, Joshua Wong, pada Jumat lalu.
Juru bicara Disney belum memberi tanggapan atas seruan boikot itu. Unggahan Liu itu muncul ketika polisi bentrok dengan ribuan demonstran menentang RUU kontroversial yang menentang tersangka kriminal diekstradisi ke China daratan dari Hong Kong.