Ilmuwan Inggris Buat Skor Risiko Kematian untuk Pasien Covid

Pemodelan mampu memprediksi risiko lebih akurat daripada 15 model yang sebanding.

www.freepik.com
virus corona (ilustrasi).
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan Inggris telah mengembangkan model penilaian empat tingkat untuk memprediksi risiko kematian pasien covid-19. Pemodelan ini khusus untuk yang dirawat di rumah sakit.

Hal itu akan membantu dokter untuk memutuskan secara cepat mengenai perawatan terbaik untuk setiap pasien. Alat tersebut, yang dirinci dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis BMJ pada hari Rabu (9/9), membantu dokter memasukkan pasien ke dalam salah satu dari empat kelompok risiko COVID-19 - dari risiko kematian rendah, menengah, tinggi, atau sangat tinggi.

Saat ini rumah sakit di seluruh dunia menghadapi gelombang pasien dengan COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru.

Dokter mengatakan mereka membutuhkan alat prediksi risiko yang lebih cepat dan lebih akurat untuk segera mengidentifikasi pasien dengan risiko kematian tertinggi.

Model baru - disebut Skor Kematian 4C (Coronavirus Clinical Characterization Consortium) - menggunakan data seperti usia, jenis kelamin, kondisi yang mendasari, pernapasan dan tingkat oksigen darah. Hasil studi menunjukkan itu mampu memprediksi risiko lebih akurat daripada 15 model yang sebanding. Prediksi ini juga lebih berguna dalam pengambilan keputusan klinis.

"Ini akan terbukti penting dalam membantu membimbing para dokter untuk secara optimal merawat pasien yang paling sakit," kata Ewen Harrison, seorang profesor ilmu bedah dan data di Universitas Edinburgh yang ikut memimpin penelitian.

Menggunakan berbagai input data, kalkulator risiko memberikan skor mulai dari 0 hingga 21 poin. Pasien dengan skor 15 atau lebih memiliki risiko kematian 62 persen dibandingkan dengan 1 persen untuk mereka yang skor 3 atau lebih rendah.

Para peneliti mengatakan pasien dengan Skor Kematian 4C rendah mungkin tidak perlu dirawat di rumah sakit. Sementara mereka yang berada dalam kelompok berisiko sedang dan lebih tinggi dapat dipercepat untuk pengobatan yang lebih agresif, termasuk obat steroid dan dirawat di unit perawatan kritis jika perlu.

Lonjakan tajam kasus COVID-19 di Inggris sebanyak 2.988 kasus pada Ahad lali merupakan yang tertinggi sejak Mei. Sebagian kasus dialami oleh usia muda.

"Peningkatan jumlah kasus yang kita saksikan hari ini mengkhawatirkan," ucapnya. "Sebagian besar kasus terjadi di kalangan orang yang lebih muda, tetapi kita telah melihat di negara lain di seluruh dunia dan di Eropa bahwa peningkatan kasus di kalangan orang muda semacam ini menimbulkan lonjakan di populasi seluruh dunia."

Baca Juga


sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler