WHO: Covid-19 Bukan Pandemi Terakhir
Kepala WHO mengatakan negara-negara harus bersiap menghadapi krisis kesehatan global di masa depan dengan investasi politik dan keuangan - Anadolu Agency
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA (AA) - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin memperingatkan bahwa Covid-19 adalah pertanda keadaan darurat kesehatan global di masa depan dan menyerukan investasi politik dan keuangan untuk mencegah pandemi.
"Ini bukan pandemi terakhir, atau darurat kesehatan global terakhir. Kita tidak tahu seperti apa keadaan darurat kesehatan berikutnya, tapi kita tahu itu akan datang dan kita harus bersiap," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada peluncuran laporan Dewan Pemantauan Kesiapsiagaan Global (GPMB) 2020.
GPMB adalah badan pemantauan dan akuntabilitas independen untuk memastikan kesiapan menghadapi krisis kesehatan global.
Menurut data Universitas Johns Hopkins AS, infeksi virus korona telah menembus 29 juta kasus di seluruh dunia dengan 924.953 kematian dan hampir 19,7 juta pemulihan. WHO juga melaporkan rekor peningkatan infeksi dalam satu hari, yaitu sekitar 308.000.
Tedros mengatakan umat manusia memiliki tanggung jawab bersama untuk membuat dunia lebih siap menghadapi pandemi berikutnya. Dia mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah memakan banyak korban jiwa dan mata pencaharian, mengganggu sistem kesehatan, ekonomi dan masyarakat.
"Bahkan negara-negara dengan sistem kesehatan yang maju dan ekonomi yang kuat sudah kewalahan," ujar Tedros.
Namun, kata dia, kebanyakan negara yang berhasil adalah yang belajar dari wabah sebelumnya seperti SARS, MERS, H1N1, Ebola, dan lainnya. "Kalau tidak mengambil pelajaran dan langkah yang diperlukan untuk membuat dunia lebih aman sekarang, lalu kapan?" tambah Tedros.