Studi: Konsumsi Kunyit Bantu Redakan Osteoarthritis

Kunyit memiliki sifat antiinflamasi yang tampak bisa meredakan nyeri osteoarthritis.

Flickr
Bubuk kunyit. Punya efek antiinflamasi, kunyit diyakini dapat mengurangi nyeri akibat osteoarthritis.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak bahan alami yang bermanfaat bagi tubuh. Salah satunya kunyit yang dikenal memiliki kandungan baik.

Sebuah studi menunjukkan konsumsi kunyit dapat membantu mengurangi nyeri pada lutut yang rematik. Studi baru dari Menzies Institute for Medical Research di Universitas Tasmania itu menemukan konsumsi curcuma longa atau dikenal sebagai kunyit mampu meredakan nyeri pada pasien dengan osteoarthritis.

Menurut laporan yang diterbitkan di jurnal Annals, dilansir Fox News, Rabu (16/9), mereka yang mengonsumsi kunyit mengalami nyeri lebih sedikit daripada yang mengonsumsi plasebo setelah 12 pekan, tanpa efek samping,  Tim peneliti menemukan dalam studi acak bahwa kunyit tidak mengubah aspek struktural osteoarthritis, komposisi tulang rawan, atau pembengkakan di lutut. Peneliti juga mengeklaim bahwa "terapi farmakologis saat ini untuk pasien dengan osteoarthritis kurang optimal."

Dr Benny Eathakkattu Antony, penulis senior laporan tersebut, mengatakan bahwa pengobatan umum seperti dengan parasetamol dan obat antiinflamasi nonsteroid dapat membantu bagi yang mereka memiliki keluhan ringan hingga sedang. Namun, pemberiannya juga dapat memiliki efek samping yang merugikan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan obat yang lebih aman dan efektif untuk mengobati osteoarthritis.

Para peneliti mempelajari 70 peserta dengan gejala osteoarthritis lutut dan bukti USG yang mengungkapkan pembengkakan pada sendi lutut. Para peserta secara acak dipilih untuk menerima dua kapsul kunyit atau plasebo per hari selama periode 12 pekan.

Para peneliti menggunakan studi dengan MRI dan kuesioner standar untuk menentukan perubahan terkait penggunaan obat penghilang rasa sakit, komposisi tulang rawan, ukuran kinerja fisik, kualitas hidup, dan efek samping. Setelah periode 12 pekan, pasien yang mengonsumsi suplemen kunyit melaporkan lebih sedikit rasa sakit daripada mereka yang berada di kelompok plasebo.

Profesor Graeme Jones, seorang ahli reumatologi, mengatakan bahwa kelompok yang mengonsumsi kunyit menggunakan lebih sedikit obat pereda nyeri dibandingkan dengan kelompok plasebo. Jones juga mencatat bahwa meskipun nyeri berkurang, tidak ada perbedaan mengenai aspek struktural lutut antara kedua kelompok.

Hal ini terlepas dari temuan positif, karena efek kunyit yang sederhana, ukuran sampel penelitian yang kecil, masa tindak lanjut yang pendek, dan pusat penelitian tunggal. Para peneliti menyarankan bahwa uji coba multisenter dengan ukuran sampel yang lebih besar dan durasi tindak lanjut yang lama.

Baca Juga


Penting juga untuk menilai signifikansi klinis dari temuan penelitian. Penelitian ini memiliki keterbatasan, yakni ukuran studi yang kecil dan durasi yang singkat. Pendanaan juga dari perusahaan yang memproduksi produk ayurveda.

Mindy Pickard, ahli akupunktur berlisensi di Three Treasures Acupuncture di New York City yang tidak terlibat dalam penelitian ini juga meyakini manfaat kunyit pada pasien dengan osteoarthritis dan kerap meresepkannya. Namun, jika tidak sesuai, maka akan diresepkan kurkumin bahan aktif sebagai suplemen.

Selain itu, Pickard mungkin meresepkan formula herbal China. Beberapa ahli terapi fisik mengatakan bahwa kunyit adalah tambahan yang bagus dengan perawatan olahraga untuk nyeri lutut.

"Kunyit dan senyawa paling aktifnya yang disebut kurkumin memiliki sifat antiinflamasi yang luar biasa," kata Sherrie Glasser, Direktur Terapi Fisik Metro di Florida dan di Long Island, NY, kepada Fox News.

"Saya sering menggunakan kunyit dan percaya pada efek antiperadangannya," ungkap Jari Haile, seorang ahli terapi fisik di Thrive Integrated Physical Therapy di New York.

Pada intinya, disarankan agar berkonsultasi terlebih dulu jika ingin melakukan pengobatan tertentu. Tidak terkecuali jika hendak mengonsumsi kunyit. Sebab, boleh jadi ada riwayat tertentu yang membuat orang kurang cocok dengan bahan alami tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler