Pemerintah Agresif Jemput Investasi Korea Selatan
Realisasi investasi asal Korsel di Indonesia pada kuartal II 2020 melonjak 340 persen
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah agresif menjemput investasi dari Korea Selatan yang terbukti dengan realisasi investasi asal Negeri Ginseng itu melonjak hingga 340 persen pada kuartal II 2020. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi asal Korea Selatan pada kuartal II (April-Juni) 2020 mencapai 552,6 juta dolar AS atau melonjak sebesar 340 persen dibandingkan kuartal I (Januari-Maret) 2020 sebesar 130,4 juta dolar AS.
"Ini sinyal positif. Indonesia masih dilirik oleh investor di tengah pandemi COVID-19. Jadi, kita harus serius memfasilitasi sampai jadi. Sesuai arahan Presiden, investasi yang kita dorong adalah yang mendukung transformasi ekonomi, ada nilai tambah, dan tentu juga investasi padat karya. Indonesia butuh lapangan kerja dan investasi solusinya," kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam keterangan di Jakarta, Senin (28/9).
Jika dilihat berdasarkan periode semester I (Januari-Juni) 2020, realisasi investasi dari Korea Selatan pun mengalami peningkatan sebesar 25 persen dengan total sebesar 683,0 juta dolar AS, dibandingkan periode yang sama pada 2019 dengan nilai investasi 548,4 juta dolar AS.
Bahlil mengatakan BKPM juga akan berusaha menarik investor Korea Selatan untuk terus berinvestasi di Indonesia, khususnya di bidang industri hilirisasi.
Oleh karena itu, Bahlil bersama Menteri BUMN Erick Thohir pada 23-24 September 2020 berkunjung ke Korea Selatan dalam rangka menindaklanjuti sejumlah rencana investasi perusahaan asal Korea Selatan di Indonesia.
"Untuk mendorong realisasi investasi, kami bersama Menteri BUMN ke Korea Selatan untuk membahas hilirisasi EV (electricvehicle) battery," terang Bahlil.
Sementara itu, Erick Thohir mengatakan meski di tengah pandemi COVID-19, Pemerintah Indonesia terus agresif untuk mendatangkan investasi.
"Kita harus terus optimistis. Memang situasi sekarang penuh tantangan. Tapi percayalah pemerintah terus berusaha. Dan keberangkatan kami ke Korea Selatan ini karena memang ada minat serius dari beberapa perusahaan Korea. Artinya Indonesia memiliki daya tarik dan kita tindaklanjuti itu," ujar Erick.
Sejak 2015, Korea Selatan menjadi negara asal investasi terbesar ke tujuh di Indonesia, setelah Singapura, Jepang, China, Hong Kong, Malaysia, dan Belanda. Korea Selatan membukukan total investasi mencapai 7,7 miliar dolar AS.
Berdasarkan data yang ada di Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, investasi dari Korea Selatan pada periode 2016 sampai semester I 2020 didominasi sektor listrik, gas, dan air; industri mesin, elektronik, instrumen medis, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam tangan; industri kimia dan farmasi; industri barang kulit dan alas kaki; dan industri lainnya.
Berdasarkan lokasi, investasi Korea Selatan mayoritas berada di Jawa, kemudian disusul Kalimantan, Sumatera, Papua dan Maluku.