Optimistis di Tengah Covid-19 dengan Doa Nabi Ayub

Pasien Covid-19 dan penyakit lain bisa membaca doa Nabi Ayub.

Republika/Thoudy Badai
Optimistis di Tengah Covid-19 dengan Doa Nabi Ayub. Petugas medis menyemprotkan cairan disinfektan kepada pasien Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG) untuk diisolasi mandiri di Hotel U Stay kawasan Mangga Besar, Jakarta, Senin (28/9). Sebagian pasien tanpa gejala mulai diisolasi di hotel untuk mengantisipasi daya tampung RS Darurat Wisma Atlet yang padat. Sebanyak 5 lantai di hotel tersebut disediakan ruangan khusus untuk pasien tanpa gejala. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Krisnadi mengatakan sebanyak 4.116 kamar dari 30 hotel di DKI Jakarta disiapkan menjadi tempat isolasi pasien covid-19 berstatus orang tanpa gejala. Republika/Thoudy Badai
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sakit yang mendera Nabi Ayub menggerogoti tubuhnya selama bertahun-tahun. Namun, masa-masa sulit itu tidak membuatnya kehilangan harapan dan iman kepada Allah.

Baca Juga


Doanya bahkan diabadikan dalam Alquran dan menunjukkan betapa besar cinta dan keyakinan Ayub kepada Tuhannya, walaupun diterpa banyak cobaan. Allah berfirman:

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

“Dan Ayyub ketika dia berseru kepada Rabbnya, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau Maha Penyayang di antara para penyayang.” [Al-Anbiya: 83]

Setelah melalui periode sakit yang panjang, Allah memberikan kesembuhan kepadanya. Allah bahkan memberikan Ayub nikmat yang lebih melimpah setelahnya seperti yang tertuang dalam surat Al-Anbiya ayat 84 yang artinya:

“Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang beribadah.”

Pendiri Yayasan Askar Kauny, Ustadz Bobby Herwibowo mengatakan keyakinan dan kisah Ayub bisa menjadi teladan bagi setiap Muslim di masa pandemi. Doa yang diucapkan Nabi yang masyhur dengan kesabarannya itu juga bisa diterapkan bagi para penderita Covid-19.

أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

“(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”

Menurutnya, doa Ayub ini bisa dibaca bagi setiap Muslim yang menderita Covid-19 atau bahkan penyakit lain yang lebih parah. Dengan begitu, optimisme untuk sembuh dan iman kepada Allah tidak akan terkikis meski sedang diterpa cobaan sakit.

“Libatkan Allah, kebanyakan saudara kita yang terkena Covid-19 imunnya turun karena memang kekhawatiran yang terus meninggi. Untuk menguatkan, perbanyak doa, perbanyak zikir kepada Allah, jadi akan meningkatkan optimisme kita,” kata Ustadz Bobby.

Sakit yang mendera bisa menjadi cara Allah meninggikan derajat hambanya. Dalam ajaran Islam, sakit bisa menjadi jalan agar Allah menghapus dosa-dosa seorang hamba.

“Ujian dari Allah bisa menjadi kesempatan mendekatkan diri kepada Allah. Perbanyak doa karena doa orang sakit termasuk yang mustajab,” katanya.

 

 

Bobby mengisahkan, Nabi Muhammad pernah didatangi seseorang wanita yang menderita penyakit epilepsi dan meminta doa Rasulullah agar penyakitnya sembuh. Namun, Nabi Muhammad tidak langsung mengiyakan permintaan wanita tersebut dan memberikan pilihan kepadanya.

Pilihan pertama, Nabi hanya akan berdoa untuk kesembuhan penyakit umatnya ini. Kedua meminta agar wanita tersebut terus bersabar dengan penyakitnya yang akan diganjar dengan surga Allah.

Tanpa ragu wanita tersebut memilih bersabar dengan penyakitnya yang akan dibalas dengan surga. “Seperti itu juga dalam kaitannya di musim pandemi ini, seseoarang yang diuji Allah dengan penyakit ini jika meninggal akan mati syahid,” ujarnya.

Tentunya, Ustadz Bobby mengingatkan agar umat Muslim berikhtiar untuk bisa terhindar dari wabah ini dan melakukan berbagai cara untuk bisa sembuh bagi yang telah terpapar. Ia menganjurkan umat Islam mengikuti imbauan protokol kesehatan dari pemerintah, melakukan isolasi, dan berobat bagi mereka yang telah terdampak corona.

 

“Saya menganjurkan dari mulai keluarga, umat Islam dan seluruh pembaca Republika.co.id agar menaati apa yang dianjurkan oleh pemerintah terkait protokol kesehatan, karena Indonesia ini termasuk yang tingkat kematiannya tinggi akibat Covid-19. Karena itu, kita harus saling menjaga sesama dan meminta kepada Allah agar wabah ini segera dihilangkan oleh Allah," ujarnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler