Angka Partisipasi Pilkada 2020 Berpeluang Turun

Tingkat partisipasi masyarakat pada pilkada belum menunjukkan angka yang memuaskan.

Republika/Tahta Aidilla
Pengamat politik Firman Noor (dua dari kanan).
Rep:  Inas Widyanuratikah Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Firman Noor mengatakan, tetap diadakannya Pilkada 2020 berpeluang menurunkan tingkat partisipasi masyarakat. Sebab, dalam situasi Covid-19 seperti saat ini, tidak sedikit masyarakat yang merasa tidak aman jika harus keluar rumah dan terlibat dalam kerumunan.


Firman menjelaskan, pada masa normal saja tingkat keterlibatan masyarakat dalam pemilihan semacam ini masih tergolong rendah. Tingkat partisipasi masyarakat terhadap pemilu ataupun pilkada di Indonesia masih belum menunjukkan angka yang memuaskan. 

"Kalau tidak pandemi, jorjoran kampanye itu dilakukan, kampanye demikian menarik, tingkat keterlibatannya yang aman saja rata-rata 70 persen. Apalagi sekarang dengan situasi yang serba tidak meriah," kata Firman, dalam telekonferensi, Kamis (1/10).

Selain itu, lanjut dia, tingkat perhatian masyarakat saat ini sangat terpecah belah. Khususnya mengenai kondisi ekonomi masyarakat yang kian terhimpit di tengah pandemi. Belum lagi masalah keamanan dan keselamatan masyarakat.

"Jadi saya kira, penurunan partisipasi akan cukup tinggi," kata dia lagi.

Berkaca dengan pemilu di beberapa negara yang juga mengalami penurunan, menurut Firman sangat jelas bahwa masyarakat masih merasa khawatir terpapar Covid-19. Ia menilai sangat wajar jika masyarakat takut berpartisipasi dalam kegiatan demokrasi karena khawatir kesehatannya terganggu.

Penurunan tingkat partisipasi ini akan berimplikasi pada keterlibatan demokrasi masyarakat yang minim. Akhirnya, kegiatan demokrasi tidak akan berjalan dengan maksimal. 

"Keterlibatan yang minim itu tentu saja kualitasnya tidak akan sebaik dengan satu pagelaran yang tingkat partisipasi masyarakatnya dan keterlibatan masyarakatnya tinggi," kata Firman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler