Donald Trump, Presiden yang Sejak Awal Meremehkan Covid-19

Dalam debat capres, Trump bahkan menghina Biden tentang mengenakan masker.

AP Photo/Lee Jin-man
Pengguna kereta di Seoul, Korsel, berhenti sejenak menyimak berita Presiden AS Donald Trump dan istrinya Melania yang dites positif Covid-19, Jumat (2/10).
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Lintar Satria, Indira Rezkisari

Presiden AS Donald Trump positif Covid-19. Lewat akun Twitternya, Trump memastikan bahwa sang istri Melania Trump juga terinfeksi Covid-19.

Trump bukan kepala negara atau pemerintahan dunia pertama yang positif Covid-19. Ketika pandemi masih di tahap awal, sejumlah kepala negara dan perdana menteri dilaporkan positif.

Tapi setelah lebih dari enam bulan pandemi berjalan, publik boleh jadi mempertanyakan apakah mungkin Gedung Putih kecolongan? Atau apakah praktik protokol kesehatan sebenarnya tidak diterapkan ketat?

Dilansir dari AP, Jumat (2/10), Trump juga Wakil Presiden dan banyak staf senior menjalani tes Covid-19 setiap hari sejak adanya dua orang pekerja Gedung Putih positif awal Mei. Semua orang yang akan berkontak dengan Presiden juga harus melakukan tes cepat tiap saat.

Masalahnya sejak awal pandemi, pakar sudah mempertanyakan protokol kesehatan di Gedung Putih. Buktinya, Trump masih terus tampak bersalaman tangan dengan pengunjung. Ia juga awalnya menolak dites.

Trump juga tercatat enggan menjalankan panduan pembatasan jarak fisik. Alasannya Trump tidak ingin tampak lemah. Termasuk menolak menggunakan masker di tempat publik.

Pengumuman positifnya Trump keluar setelah salah satu penasihat senior Trump, Hope Hicks, dikonfirmasi terinfeksi. Sebelumnya di bulan Maret tiga orang yang kontak dekat dengan Trump di klub pribadinya di Florida dites positif Covid-19. Salah satu dari tiga orang itu adalah anggota delegasi Presiden Brazil yang duduk satu meja saat makan dengan Trump.

Sejak Maret semua pengunjung Gedung Putih harus dicek suhunya. Pada April semua pekerja yang harus kontak dekat dengan Presiden diminta menjalani tes cepat. Sedangkan semua staf Gedung Putih minimal seminggu sekali harus tes usap.

Diagnosa positif Trump keluar sebulan sebelum Pemilu AS di 3 November. Trump selama ini terus berusaha meyakinkan publik kalau sisi buruk pandemi sudah terlewati. Sebanyak 205 ribu kematian akibat Covid-19 telah terjadi di Amerika dan tujuh juta orang Amerika juga masuk dalam daftar positif Covid-19.

Baca Juga



Cara Trump menangani pandemi menjadi salah salah sorotan dalam pertandingannya di Pemilu AS dengan Joe Biden. Kandidat Partai Demokrat Biden lebih banyak menghabiskan kampanyenya dari rumahnya di Delaware. Kampanye tatap muka Biden juga relatif kecil, dengan pembatasan jarak fisik. Biden pun hampir selalu tampil dengan masker.

Penggunaan masker Biden bahkan menjadi olokan Trump saat debat capres beberapa hari lalu. "Saya tidak pakai masker seperti dia," kata Trump tentang Biden.

"Setiap kali kamu lihat dia, dia pakai masker. Dia bisa bicara 200 kaki jaraknya dari saya, dan dia tetap muncul dengan masker terbesar yang pernah saya lihat," kata Trump.

Dokter Sean P Conley mengatakan Presiden Trump dan Ibu Negara Melania dalam kondisi baik. "Malam ini saya menerima konfirmasi baik Presiden Trump dan Ibu Negara Melania Trump dites positif virus SARS-CoV-2, saat ini kondisi Presiden dan Ibu Negara dalam keadaan baik," tulis Conley dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Gedung Putih, Jumat (2/10).

"Tim Medis Gedung Puth dan saya akan memantau dengan sesama, dan saya mengapresiasi dukungan yang diberikan sejumlah profesional dan institusi medis terbaik negeri ini," tambah Conley.

Jurnalis Gedung Putih melihat Trump tampak dalam kondisi sehat. Trump yang kini berusia 74 tahun masuk dalam kategori kelompok berisiko akibat virus yang kini sudah membunuh lebih dari 200 ribu orang di Amerika.

"Yakin saya memperkirakan presiden melanjutkan tugasnya tanpa terganggu sambil menjalani proses pemulihan, dan saya akan terus menyampaikan setiap perkembangannya," tutup Conley dalam surat pernyataan tersebut.



Usai dinyatakan positif Melania mengatakan dia dan Presiden baik-baik saja. Melania dan Presiden Trump akan menjalani proses karantina.

"Kami merasa baik-baik saja dan saya sudah menunda semua janji di masa depan, mohon pastikan Anda aman dan kami akan melalui ini semua bersama-sama," cicit Melania di Twitter.

The Washington Post melaporkan pernyataan yang dirilis dokter Gedung Putih tidak menjelaskan apakah Trump atau Melania memiliki gejala virus corona sebelum dinyatakan positif.

Sementara itu juru bicara dan kepala staf Ibu Negara AS, Stephanie Grisham, mencicit tidak ada yang dapat menghentikan Trump dan Melania 'berjuang untuk rakyat Amerika'. "Negara kami kuat dan kami akan melalui ini bersama-sama," cicit Grisham.

Studi baru yang dibuat Cornell University mengatakan Trump adalah penyebar misinformasi seputar Covid-19 di dunia. Dikutip dari NBC News, disebut sebanyak 38 persen pembicaraan misinformasi dimulai dengan Trump yang melakukan sejumlah tindakan yang belum terbukti secara ilmiah bisa mematikan Covid-19.

Misalnya, Trump yang pernah secara terbuka mengatakan Covid-19 dibuat di laboratorium di China, lalu Trump pernah mengatakan Covid-19 akan hilang di musim panas karena matahari ampuh membunuh virus. Trump juga pernah menyebut Covid-19 adalah hoaks yang ditebar Partai Demokrat di Amerika.

Direktur Cornell Alliance for Science, Sarah Evanega, mengatakan pembicaraan seperti itu berbahaya. Misinformasi tentang Covid-19 atau dikenal infodemik adalah masalah serius dalam melawan penyakit ini. Evanega mengatakan, jika masyarakat dikaburkan dengan klaim yang tidak berbasis ilmiah masyarakat akan makin sulit mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan untuk menangani Covid-19.

Studi Cornell tersebut adalah salah satu upaya komprehensif melihat misinformasi dari media. Peneliti menemukan kesimpulan setelah menggunakan agregator konten dari analisa 38 juta artikel Covid-19 dalam bahasa Inggris di media seluruh dunia.

Mereka menemukan, Trump mendorong laju misinformasi saat bicara larutan pemutih atau bleach bisa menyembuhkan Covid-19. Serta saat dia mengadvokasikan penggunaan hidroklokuin yang belum bisa dibuktikan keefektifannya secara medis.



BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler