Azerbaijan Mengaku Hancurkan Empat Tank Armenia

Azerbaijan mengatakan telah menghancurkan empat tank Angkatan Bersenjata Armenia

Azerbaijan's Defense Ministry via AP
Dalam gambar yang diambil dari rekaman yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada hari Minggu, 27 September 2020, tentara Azerbaijan menembakkan mortir ke garis kontak Republik Nagorno-Karabakh, Azerbaijan yang memproklamirkan diri. Pertempuran antara pasukan Armenia dan Azerbaijan atas wilayah separatis yang disengketakan di Nagorno-Karabakh berlanjut pada Senin pagi setelah meletus sehari sebelumnya, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan karena melanjutkan serangan.
Rep: Lintar Satria Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan mereka telah menghancurkan empat tank Angkatan Bersenjata Armenia di zona konflik Nagorno-Karabakh. Kantor berita Rusia, Tass, melaporkan Azerbaijan juga mengaku menangkap tiga tentara Armenia.

"Selama bentrokan di zona Madagiz-Agderin, empat tank battalion 77 Angkatan Darat Armenia telah dihancurkan dan tiga orang ditangkap sebagai sandera," kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan, Ahad (4/10).

Mereka menambahkan intensitas pertempuran di garis depan masih berlanjut. Azerbaijan juga menuduh Armenia melepaskan tembakan artileri dan roket ke permukiman yang berada di dekat lokasi kontak senjata.

"Posisi artileri angkatan darat Armenia yang menembaki wilayah permukiman kami, di beberapa wilayah telah ditekan, musuh mengalami pukulan keras," tambah Kementerian Pertahanan Azerbaijan.

Pada 27 September lalu Azerbaijan dan Armenia kembali bentrok dalam konflik lama di sekitar wilayah Nagorno-Karabakh. Daerah itu juga menjadi medan pertempuran pada musim panas 2014, April 2016, dan Juni lalu.

Azerbaijan dan Armenia telah memberlakukan masa darurat perang dan memobilisasi pasukan mereka. Kedua belah pihak telah melaporkan jumlah korban jiwa dalam pertempuran ini, termasuk korban dari masyarakat sipil.

Secara administratif Nagorno-Karabakh bagian dari Azerbaijan tapi mayoritas penduduknya adalah orang Armenia. Gesekan di daerah itu pertama kali pecah pada 1988 setelah Wilayah Otonom Nagorno-Karabakh mendeklarasikan kemerdekaan dari Republik Sosialis Soviet Azerbaijan.

Pada 1992 hingga 1994 ketegangan meledak menjadi perang skala besar. Azerbaijan kehilangan tujuh wilayahnya. Sejak 1992 kelompok OSCE Minsk Group yang diketuai Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) sudah menengahi kedua negara untuk menggelar kesepakatan damai.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler