Inggris Peringatkan Lockdown Lanjutan Bisa Lumpuhkan Ekonomi
Lockdown lanjutan akan berdampak pada kemampuan Inggris untuk mendanai layanan publik
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Inggris membuka opsi terkait rencana karantina atau lockdown kembali jika pandemi Covid-19 tidak bisa dikendalikan. Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak memperingatkan jika hal tersebut dilakukan lagi maka bisa melumpuhkan ekonomi dan masyarakat.
Sunak mengatakan lockdown memiliki dampak ekonomi dan sosial yang sangat kuat. “Memiliki ekonomi yang sulit berdampak pada kemampuan kami untuk mendanai layanan publik juga pada hasil kesehatan jangka panjang individu,” kata Sunak dikutip dari Reuters, Senin (5/10).
Dia memahami mengapa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memiliki rencana tersebut. Sunak menuturkan ketidakpuasannya terhadap kedisiplinan jam malam pukul 22.00 di pub dan restoran.
“Tentu saja itu membuat frustasi. Saya tahu ini sulit dan berharap kami tidak harus melakukan hal-hal ini,” tutur Sunak.
Dia menegaskan pemerintah Inggris mendorong masyarakatnya untuk mematuhi aturan. Sunak mendukung penuh apa yang akan menjadi keputusan Johnson nantinya karena tengah menghadapi situasi yang sulit.
“Fakta bahwa dia (Johnson) bisa melakukannya dan mempertahankan rasa optimisme itu luar biasa,” ujar Sunak.
Sunak juga mendukung skema 'Eat Out to Help Out' Inggris. Skema tersebut dinilai bisa membantu menyelamatkan dua juta pekerja dan memulai perekonomian kembali. Sunak menegaskan tidak akan tinggal diam dalam perjuangannya melawan penerapan lockdown untuk selanjutnya dan memohon kepada sesama menterinya untuk memperjuangkan kenormalan dalam menghadapi Covid-19.
Sebelumnya, Sunak juga sudah mengumumkan skema dukungan pekerjaan baru yang akan membantu perusahaan mempekerjakan orang dengan jam kerja yang lebih pendek. Meskipun begitu, Sunak menegaskan skema tersebut tidak dapat menyelamatkan setiap bisnis atau pekerjaan.
Pemerintah Inggris juga sudah meluncurkan program ketenagakerjaan baru. Program tersebut bertujuan membantu mereka yang kehilangan pekerjaan karena pandemi Covid-19 untuk kembali bekerja.