Menlu AS Singgung Keburukan China di Depan Jepang

Jepang bersikap hati-hati terhadap pertentangan antara AS-China

AP/Charly Triballeau/Pool AFP
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, memperingatkan tentang "aktivitas jahat" China di kawasan itu saat bertemu dengan sekutu utama Asia-Pasifik di Tokyo, Jepang, Senin (5/10). Hanya saja, Jepang tetap bersikap hati-hati dalam pertentangan tersebut.

Baca Juga


Pompeo bertemu dengan rekan-rekannya dari Jepang, Australia, dan India yang tergabung dalam Dialog Keamanan Quadrilateral (Quad). Canberra dan New Delhi diketahui merupakan negara yang sedang tidak berhubungan baik dengan Beijing, sedangkan Tokyo berada di tengah-tengah, berusaha untuk menengahi karena tetap ingin memiliki hubungan dengan China.

Sebagian besar sekutu Asia senang dengan ketangguhan AS terhadap saingan regional mereka, China. Namun, mereka tidak begitu bersemangat menyambut retorika Presiden AS, Donald Trump, dan Pompeo yang sangat keras baru-baru ini tetap waspada untuk bertindak terlalu jauh dalam memusuhi China.

Namun, kehadiran Pompeo sebagai pejabat senior AS pertama yang mengunjungi Jepang sejak Perdana Menteri Yoshihide Suga menjabat bulan lalu, memberi peluang lain. Dia meyakini Tokyo dan Washington berada dalam pemahaman yang sama.

"Dalam pernyataan pertamanya setelah menjabat, Perdana Menteri Suga menggambarkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka sebagai 'fondasi perdamaian dan stabilitas regional'. Saya sangat setuju," kata Pompeo di awal pembicaraan dengan mitranya dari Jepang, Toshimitsu Motegi.

Menurut Pompeo, Suga adalah kekuatan yang besar untuk kebaikan. Kondisi itu, menurutnya, yang membuat AS memiliki banyak alasan untuk percaya bahwa Suga akan memperkuat aliansi abadi dalam peran barunya.

"Saya hanya akan menambahkan, landasan fondasi adalah hubungan AS-Jepang dan keamanan serta kemakmuran yang telah diberikannya untuk rakyat kami," ujarnya.

Sedangkan Kementerian Luar Negeri Jepang hanya menawarkan ringkasan dari pembicaraan bilateral tersebut. Pertemuan itu diungkapnya hanya pertemuan yang membahas situasi di Laut China Timur, Laut China Selatan, dan Korea Utara.

Dikutip dari SCMP, Quad dipromosikan dengan gencar oleh mantan perdana menteri Jepang, Shinzo Abe. Kelompok itu dibentuk untuk meningkatkan kerja sama dalam menghadapi militer dan ancaman lain yang ditimbulkan oleh China.

China sendiri telah mengecam Quad sebagai upaya untuk menahan perkembangannya. Kementerian Luar Negeri China pekan lalu mendesak negara-negara untuk menghindarinya karena sangat tertutup dan eksklusif.

"Kami berharap negara-negara terkait dapat melanjutkan dari kepentingan bersama negara-negara di kawasan, dan melakukan lebih banyak hal yang kondusif bagi perdamaian, stabilitas dan pembangunan kawasan, bukan sebaliknya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler