Perum Perindo Ekspor Perdana ke Jepang via Manado
Sebanyak 267 kg ikan tuna dan 50 kg ikan layang beku diekspor ke Jepang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) mencatatkan ekspor ikan perdana ke Jepang via Manado, Sulawesi Utara. Ekspor ini merupakan ekspor pertama langsung dari Indonesia Timur tanpa harus melalui Jakarta. Ekspor hasil perikanan ini diinisiasi oleh Perum Perindo Unit Tahuna di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
Direktur Utama Perum Perindo Fatah Setiawan Topobroto mengatakan perikanan Indonesia menorehkan kabar baik di tengah pandemi covid-19 yaitu melakukan ekspor ikan ke Negeri Sakura. Ekspor perdana dilakukan pada Rabu (7/10) dengan komoditas yang diekspor ke Jepang yakni ikan tuna utuh sayap kuning (whole yellow fin tuna) sebanyak 267 kg dan ikan layang beku sebanyak 50 kg.
"Ikan tersebut akan langsung dikirim ke Jepang dengan tujuan akhir Pasar Ikan Tsukiji baru atau Pasar Ikan Toyosu untuk diikutsertakan di lelang ikan," ucap Fatah di Jakarta, Kamis (8/10).
Fatah menyebut pengiriman ke Jepang menggunakan moda transprtasi udara yang bekerja sama dengan Garuda Indonesia. Perum Perindo juga bekerja sama dengan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Kemanan Hasil Perikanan (BKIPM) serta Bea Cukai Sulawesi Utara.
"Minggu depan (Selasa), kami akan ekspor lagi ke Jepang berupa ikan Tuna dan ikan-ikan demersal. Ekspor (ke Jepang) ini akan digelar rutin setiap minggunya," ungkap Fatah.
Fatah mengatakan Jepang berminat terhadap ikan-ikan di Indonesia, khususnya jenis ikan demersal. Selain itu, permintaan Jepang juga berupa ikan berbentuk fillet dan skinless. Perum Perindo, lanjut dia, terus berupaya memenuhi permintaan tersebut. Pasalnya, produk perikanan Indonesia merupakan komoditas pangan yang masih diburu oleh pasar internasional. Selain Jepang, Korea Selatan juga menyatakan minatnya untuk mendatangkan ikan dari Indonesia.
Sementara itu, Direktur Operasional Raenhat Tiranto Hutabarat menambahkan ekspor perdana yang langsung diberangkatkan dari Manado ke Jepang ini tentu akan menghemat ongkos pengiriman karena tidak perlu transit di Jakarta. Dengan begitu, dia berharap ekspor ikan dari Indonesia Timur akan semakin masif.
"Dengan lebih cepat pengiriman akan menjaga kondisi ikan tetap segar sampai ke negara tujuan," ucap Raenhat.
Raenhat mengatakan ekspor di tengah pandemi ini membawa keberkahan kepada para pelaku perikanan, khususnya nelayan, dan hal ini sesuai visi misi perusahaan dalam mendukung nelayan Indonesia.
"Nelayan merupakan pemangku kepentingan prioritas kami, ikan di perairan Kepulauan Sangihe ikan-ikan hasil tangkapan mereka terjual berpotensi untuk ekspor," ungkap Raenhat.
Menurut Raenhat, kesejahteraan nelayan dapat meningkat karena ekspor ini rencananya akan dilakukan rutin mingguan melalui unit Perum Perindo di Sulawesi Utara di bawah penanggung jawab unit Tahuna, Achmad Quraisy.
Sebagai gambaran, kata Raenhat, nilai ekspor komoditas perikanan Sulawesi Utara pada 2019 mencapai 144, 88 juta dolar AS atau setara dengan Rp 2,15 triliun. Nilai tersebut diperoleh dari volume ekspor yang mencapai 24,8 juta kilogram dan diekspor ke 31 negara.
"Jepang termasuk dalam tiga besar negara tujuan ekspor produk perikanan Sulawesi Utara. Pada 2019, volume ekspor ke negeri sakura mencapai 3,9 juta kilogram dengan nilai 29,09 juta dolar AS," kata Raenhat menambahkan.