Trump Mengeklaim Sudah Pulih dan tak Menularkan Covid-19
Trump ingin adakan kampanye besar-besaran selama pekan terakhir sebelum pilpres AS
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan telah pulih sepenuhnya dari Covid-19 dan tidak akan menulari orang lain pada Ahad (11/10). Kondisi tersebut membuatnya ingin kembali mengadakan kampanye besar-besaran selama pekan-pekan terakhir sebelum pemilihan presiden (pilpres) pada November.
"Saya lulus ujian tertinggi, standar tertinggi, dan saya dalam kondisi sangat baik," kata Trump dalam acara Fox News, Sunday Morning Futures.
Trump mengatakan, dia sekarang kebal tapi tanpa memberikan bukti. Klaim ini memunculkan peringatan dari Twitter karena melanggar aturan platform media sosial tentang informasi yang menyesatkan terkait dengan Covid-19. Bukti ilmiah tidak meyakinkan tentang berapa lama orang yang telah pulih dari Covid-19 memiliki antibodi dan terlindungi dari infeksi kedua.
Presiden mengatakan tidak lagi menggunakan obat untuk virus corona dan sekarang kebal dari infeksi ulang. "Sepertinya saya kebal untuk, saya tidak tahu, mungkin waktu lama, atau mungkin waktu singkat. Bisa seumur hidup. Tidak ada yang benar-benar tahu," katanya.
Komentar dari Trump muncul sehari setelah dokternya mengatakan presiden telah melakukan tes yang menunjukkan dia tidak lagi menular. Dia tidak mengatakan secara langsung Trump dites negatif untuk Covid-19.
Trump sangat ingin kembali ke jalur kampanye setelah absen lebih dari sepekan. Dia berencana untuk melakukan perjalanan ke negara bagian utama medan pertempuran Florida, Pennsylvania, dan Iowa pada Senin hingga Rabu (12/14).
"Sekarang Anda memiliki presiden yang tidak harus bersembunyi di ruang bawah tanah, seperti lawannya," kata Trump menyinggung lawannya Joe Biden. Biden telah diejeknya karena mengenakan topeng dan menjaga jadwal kampanye yang ringan dan berjarak secara sosial.
Virus corona telah menginfeksi hampir 7,7 juta orang di AS dan menewaskan lebih dari 214 ribu orang. Pemerintahan Trump telah menghadapi kritik karena pendekatannya yang longgar terhadap pemakaian masker dan jarak sosial di Gedung Putih. Setidaknya 11 pembantu dekat Trump dinyatakan positif mengidap virus corona.