Perhutani Klaim Hutan di Garut Masih Baik
Banjir bandang di Kecamatan Pameungpeuk akibat intensitas hujan yang tinggi.
REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Perum Perhutani menyatakan hutan di Kabupaten Garut, Jawa Barat masih dalam kondisi baik. Banjir bandang yang terjadi di selatan Kabupaten Garut pada Senin (12/10) tak sepenuhnya disebabkan oleh faktor lingkungan.
Administratur Perum Perhutani KPH Garut, Nugraha mengatakan, hutan di sepanjang aliran Sungai Cipalebuh, yang menyebabkan banjir bandang di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, masih dalam dalam kondisi baik. Menurut dia, banjir bandang kali ini lebih disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi.
"Ketika air tak meresap dengan baik maka akan mengalir ke bawah. Kondisi di Sungai Cipalebuh di hulunya bagus. Yang jadi masalah curah hujan tinggi," kata dia, saat berkunjung ke posko bencana Kecamatan Pameungpeuk, Selasa (13/10).
Menurut dia, intensitas hujan yang terjadi sejak September 2020 jauh lebih besar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan adanya anomali cuaca di wilayah Samudera Hindia.
Jika intensitas hujan terlalu tinggi, lanjut dia, kondisi hutan yang ada saat ini tak bisa menampung air. Akibatnya, air melaju deras dari hulu ke hilir sungai dan menyebabkan banjir.
Sebelumnya, Bupati Garut Rudy Gunawan menilai, bencana yang terjadi di daerahnya disebabkan kerusakan hutan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut berkomitmen akan melakukan penegakan hukum kepada pihak-pihak yang diketahui melakukan perusakan hutan.
"Kalau tak ditindak, kejadian ini (bencana) akan terus," kata dia, Senin (12/10).
Ia menyebut, dalam pada Senin kemarin dilaporkan terjadi bencana banjir, longsor, dan pergerakan tanah di enam kecamatan di Kabupaten Garut. Wilayah yang terdampak paling parah adalah Kecamatan Pameungpeuk dan Cikelet.