Pemilik Dua Hijrah: Ruqayah binti Rasulullah SAW

Ruqayah memeluk Islam bersamaan dengan ibunya Khadijah.

MGROL100
Pemilik Dua Hijrah: Ruqayah binti Rasulullah SAW. Ilustrasi Muslimah
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT berfirman, Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya (al-Ahzab [33]: 33).

Baca Juga


Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (al-Ahzab [33]: 59).

Imad al-Hilali dalam bukunya Ensiklopedia Wanita Al-Qur'an: Kisah Nyata Perempuan-Perempuan yang Diungkap Kitabullah mengatakan Alquran memang tidak secara eksplisit menyebutkan nama Ruqayah. Tidak pula ada satu ayat pun yang menyinggung dirinya. Namun, kedua ayat di atas memberi isyarat tentangnya.

Dia adalah putri penghulu keturunan Adam, sekaligus putri penutup para nabi dan rasul. yakni Muhammad ibn Abdullah. Ibunya adalah penghulu para wanita di zamannya, yakni Khadi jah binti Khuwailid, Ummul Mukminin, sekaligus wanita pertama beriman kepada Muhammad saw. Kakaknya adalah Zainab.

Ruqayah sendiri lahir 20 tahun sebelum Hijrah. Kemudian nikah dengan Utbah putra Abu Lahab yang juga masih paman Nabi SAW sebelum kenabian. Namun, setelah Nabi SAW diutus, Allah menurunkan ayat tentang sosok pamannya ini, Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut (al-Lahab [111]: 1-5).

Setelah turun ayat itu, Abu Lahab berkata kepada putranya Utbah. "Kepalaku atas kepalamu adalah haram jika engkau tidak menceraikan Ruqayah binti Muhammad." Abdullah pun mengikuti apa kata ayahnya dan menceraikan Ruqayah.

Ruqayah sendiri memeluk Islam bersamaan dengan ibunya Khadijah. Kemudian, dia membaiat Nabi SAW. Lepas dari "Utbah, putri Nabi SAW ini kemudian nikah dengan 'Utsman ibn Affan di Makkah. Pertama kali Ruqayah berhijrah ke Habasyah (Etiopia) bersama suaminya. Sepulang hijrah dari Habasyah, dia kembali berhijrah ke Madinah bersama Nabi SAW.

Setiba di Madinah, kehidupan Utsman dan Ruqayah terbilang cukup harmonis, tenteram, dan bahagia. Rumah yang mereka diami penuh dengan cinta dan kasih sayang. Terlebih, rumah mereka sering dikunjungi Rasulullah SAW sehingga membuat suasana semakin tenteram dan penuh kerinduan.

Sayangnya, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Putra mereka meninggal dunia akibat disambar ayam jantan. Ruqayah pun sedih tiada tara.

 

 

Dia sampai berjalan terhuyung-huyung. Tubuhnya demam tinggi. Rupanya kematian sang putra cukup meninggalkan duka yang sangat mendalam. Tak heran setiba di rumah, dia langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur.

Sementara Utsman ibn Affan hanya bisa berdiri di samping nya. Dia berusaha merawat dan menemani sang istri yang sedang sakit.

Dalam pada itu, terdengar seruan jihad memanggil seluruh kaum mukminin, baik dari kalangan Muhajirin maupun dari kalangan Anshar, dalam rangka memerangi orang-orang musyrik di wilayah Badar. Ingin sekali rasanya Utsman memenuhi seruan itu.

Namun, dirinya tak sampai hati jika harus meninggalkan sang istri yang sedang sakit, terlebih pada detik-detik terakhir menjelang ajal. Akhirnya, dia terpaksa harus absen dalam Perang Badar dan memilih menemani istri tercinta yang sedang sakaratul maut

Sewaktu sang ayah, Nabi SAW pulang dari Badar dengan membawa kemenangan terbesar dan diiring rombongan kaum Muslimin yang tak henti mengumandangkan tahlil dan takbir, sang putri sudah tiada. Begitu mendapat kabar akan kepergian salah satu putrinya, Nabi SAW pun bergegas menuju Madinah.

Benar saja, setiba di rumah. iau mendapati para wanita Madinah sudah ramai menangisi Ruqayah. Melihat para wanita menangis, 'Umar ibn al-Khattab sempat memukul mereka dengan pecutnya.

Namun, tangannya segera diraih oleh Nabi SAW sambil berkata, "Biarlah mereka, ya Umar." Kemudian, beliau berkata kepada mereka. "Silakan saja kalian menangis. Namun, hati-hati dengan suara setan. Jika tangisan itu dari hati dan mata maka itu dari Allah dan rahmat-Nya. Tetapi jika tangisan itu dari tangan dan lisan maka itu dari setan."

Saat prosesi pemakaman, Fathimah tampak hadir. Dia duduk di bibir liang kubur Ruqayah, sambil menangis. Tak jauh darinya ada Rasulullah SAW yang sesekali mengusap air mata dengan ujung bajunya.

Anas ibn Malik meriwayatkan. "Kami menyaksikan langsung proses pemakaman putri Rasulullah SAW. Kala itu, beliau duduk di samping kubur putrinya sambil berlinang air mata.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler