Atasi Kekeringam, BPBD Jatim Gandeng ITS Cari Sumber Air
Kekeringan menjadi bencana rutin tahunan di Jatim.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk mencari sumber air di 10 daerah untuk mengantisipasi kekeringan di wilayah setempat.
"Kekeringan menjadi bencana rutin tahunan di Jatim dan tak cukup hanya disuplai dengan air bersih, sehingga perlu solusi lain," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Jatim Yanuar Rachmadi kepada wartawan di Surabaya, Rabu (14/10).
BPBD, kata dia, berinisiatif mencarikan solusi permanen dengan melakukan penelitian terhadap potensi titik sumber air di daerah-daerah kering.
Penelitian dilakukan menggunakan teknologi geolistrik untuk mencari titik sumber air tanah dengan menggandeng Laboratorium Fisika Bumi ITS Surabaya.
Sejak awal Oktober 2020, kata dia, Tim BPBD dan ITS telah ke lokasi untuk melakukan survei di 100 titik pengukuran yang tersebar di 10 daerah yang meliputi, Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Gresik, Ngawi, Pacitan, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Di setiap daerah itu, penelitian geolistrik mengambil sampel di dua desa, dan di setiap desa pencarian titik sumber air tanah ini dilakukan di lima lokasi.
"Sampai Selasa (13/10), penelitian sudah berlangsung di tiga daerah, yakni, Lamongan (Desa Kramat dan Desa Banjarejo), Tuban (Desa Tanggulangin dan Pacing), dan Bojonegoro (Desa Nganti dan Luwihaji)," ucapnya.
Menurut dia, upaya pencarian titik sumber air tanah ini dilakukan sebagai bahan rujukan bagi pemerintah, baik provinsi, kabupaten maupun desa yang mencari sumber air guna mengatasi kekeringan di daerahnya.
Langkah ini, lanjut dia, juga menjadi upaya kesiapsiagaan terhadap bencana kekeringan yang selalu terjadi setiap tahun di daerah rawan kekeringan.
"Ini juga menjadi solusi bagi masyarakat yang sedang berupaya mencari titik sumber air tanah di daerahnya," katanya.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Gatot Soebroto menambahkan dari penelitian geolistrik yang telah dilakukan, tepatnya di Desa Kramat Lamongan, hasilnya langsung bisa dimanfaatkan pemerintah desa setempat.
Untuk membuktikan itu, BPBD Jatim dan BPBD Lamongan melihat langsung hasil pembuatan sumur di sekitar titik pencarian sumber air, tepatnya di halaman balai desa setempat.
"Hasilnya, sumur yang digali di area titik penelitian memang memancarkan air tawar, seperti yang diharapkan masyarakat. Ini berarti penelitian geolistrik bisa memberi manfaat bagi pemerintah dan masyarakat di sana," katanya.
Diperkirakan pada pertengahan November 2020 penelitian di semua daerah selesai.