Ilmuwan Buktikan Virus Penyebab Covid-19 Dapat Serang Mata
Mata dapat menjadi sumber masuk dan keluar untuk virus penyebab Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 pada dasarnya menginfeksi saluran pernapasan. Namun, para ahli menduga bahwa virus ini juga bisa masuk ke mata.
Dilansir WebMD, para ilmuwan memiliki bukti langsung akan hal tersebut. Penemuan didasarkan pada seorang pasien di China yang mengalami serangan glaukoma akut segera setelah sembuh dari Covid-19.
Dokternya harus melakukan operasi untuk merawat kondisi pasien tersebut dan tes jaringan matanya menunjukkan bukti adanya SARS-CoV-2. Kasus ini memberikan bukti bahwa SARS-CoV-2 juga dapat menginfeksi jaringan mata selain sistem pernapasan.
"Mata dapat menjadi sumber masuk dan keluar untuk virus corona jenis baru. Itu sebabnya, petugas kesehatan harus melindungi mata mereka dengan kacamata atau pelindung wajah,” ujar Aaron Glatt, juru bicara Infectious Diseases Society of America.
Menurut Glatt, tidak mungkin untuk mengatakan apakah pasien dalam kasus ini tertular SARS-CoV-2 melalui matanya. Namun, potensi apakah melalui partikel virus di udara atau dengan menyentuh matanya dengan tangan yang terkontaminasi virus.
Ketidaktahuan besar lainnya adalah apakah virus yang tertinggal di jaringan mata pasien akan menyebabkan masalah. Menurut Grace Richter, dokter mata di Roski Eye Institute di University of Southern California di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), masih terlalu dini untuk mengetahui apa arti virus bagi kesehatan mata.
Pada titik ini, Richter mengatakan masalah mata terbatas terlihat dengan Covid-19. Sejumlah kecil pasien mengalami konjungtivitis, di mana bagian putih mata dan dalam kelopak mata menjadi bengkak, merah, dan gatal.
Pasien dalam kasus ini menderita glaukoma akut sudut tertutup - kondisi serius di mana tekanan pada mata tiba-tiba meningkat karena penumpukan cairan. Gangguan ini membutuhkan perawatan yang tepat untuk menghilangkan tekanan, terkadang dengan operasi untuk mengembalikan pergerakan cairan mata yang normal.
Richter meragukan virus corona secara langsung menyebabkan komplikasi mata. Secara umum, ciri-ciri anatomi tertentu pada mata membuat beberapa orang rentan terhadap glaukoma akut sudut tertutup, dan hal itu bisa dipicu oleh obat-obatan. Ia berpendapat bahwa kemungkinan yang menjadi penyebab adalah sejak pasien dirawat di rumah sakit menerima berbagai obat.
Sonal Tuli, juru bicara klinis untuk American Academy of Ophthalmology dan ketua oftalmologi di University of Florida College of Medicine, di Gainesville mengatakan kasus itu menarik. Namun, masih banyak pernyataan, salah satunya adalah apakah virus yang ada di jaringan mata benar-benar menular.
Pasiennya adalah seorang wanita berusia 64 tahun yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 pada 31 Januari. Dalam 18 hari kemudian, gejalanya telah sembuh total dan hasil tes usap (swab) tenggorokan menunjukkan hasil negatif untuk SARS-CoV-2.
Sekitar sepekan kemudian, pasien itu mengalami rasa sakit dan kehilangan penglihatan di satu mata. Menurut laporan oleh Yan dan rekannya di Central Theater Command General Hospital di Wuhan, China, selang beberapa waktu setelahnya, di mata yang lain juga terjadi kondisi seperti ini.
Pasien kembali ke rumah sakit dan dia kemudian didiagnosis dengan glaukoma akut sudut tertutup dan katarak. Obat yang diberikan gagal menurunkan tekanan matanya, jadi dokter melakukan pembedahan - mengambil sampel jaringan dalam prosesnya.
Pengujian sampel tersebut menghasilkan bukti bahwa SARS-CoV-2 telah menyerang jaringan mata. Meski tidak jelas bagaimana virus masuk ke mata pasien, para ahli sepakat bahwa kasus tersebut menekankan pentingnya pelindung mata digunakan oleh para tim medis. Sementara itu, bagi orang-orang lainnya, mencuci tangan secara teratur dan menjauhkan tangan kotor dari mata merupakan hal penting.
“Saya kira orang tidak menyadari seberapa sering mereka menyentuh mata. Nasihat itu akan mengurangi kemungkinan virus apa pun, termasuk kutu dingin dan flu, untuk bersentuhan dengan mata,” jelas Tuli.
Meskipun itu mungkin cukup dalam banyak kasus, petugas medis yang merawat seseorang dengan Covid-19 di rumah mungkin perlu ekstra hati-hati. Karena itu, mengenakan pelindung mata selain masker adalah ide yang bagus.