Penerbitan Surat Utang Korporasi Terus Tumbuh di Kuartal IV

Penerbitan surat utang korporasi tahun ini jauh dari realisasi tahun lalu.

https://pefindo.com/
Logo PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Pefindo memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi masih akan moderat namun relatif optimistis sampai akhir tahun ini.
Rep: Retno Wulandhari Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerbitan surat utang korporasi terus bertumbuh memasuk kuartal keempat 2020. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi masih akan moderat namun relatif optimistis sampai akhir tahun ini. 

Baca Juga


Ekonom Pefindo, Fikri C Permana, mengatakan, proyeksi itu didasarkan dari data Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU) pelaku usaha yang menunjukkan angka positif. "Penerbitaan surat utang korporasi mulai naik di kuartal empat ini," kata Fikri, Kamis (15/10).

Hingga akhir September 2020, Fikri menyampaikan, total penerbitan surat utang korporasi telah mencapi Rp 69,4 triliun. Dengan capaian tersebut, Fikri optimistis, penerbitan surat utang tahun ini bisa mencapai Rp 88 triliun hingga Rp 100 triliun. Angka tersebut melebihi proyeksi awal Pefindo yang hanya sebesar Rp 85,8 triliun. 

Fikri mengakui, penerbitan surat utang korporasi secara keseluruhan pada tahun ini memang masih jauh di bawah realisasi tahun lalu. Di kuartal empat 2019, penerbitan surat utang korporasi bisa mencapai Rp 132 triliun. Menurutnya, pencapaian tahun ini akan lebih rendah 30 persen dibandingkan tahun lalu. 

"Penurunan ini kami lihat memang terjadi di semester pertama 2020. Sedangkan di kuartal ketiga dan keempat sudah mulai membaik, hampir sama dengan periode yang sama tahun lalu," tutur Fikri. 

Meski demikian, Fikri menilai, kebijakan Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat suku bunga di level empat persen cukup berhati-hati. Padahal penurunan suku bunga akan memberikan sentimen yang positif bagi pasar surat utang korporasi. 

Menurutnya, BI masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga di akhir tahun sebesar 25 basis poin. "Kami menanti hal tersebut agar imbal hasil surat utang bisa turun. Ini akan menjadi salah satu pendorong penerbitan surat utang korporasi di sisa akhir tahun dan di 2021 mendatang," kata Fikri. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler