EQS Jadi Mobil Listrik Pertama Mercedes Benz di AS

EQS akan jadi produk yang dipercaya untuk mampu memberikan perlawanan untuk Tesla.

Mercedes-Benz
Mercedes-Benz .
Rep: Eric Iskandarsjah Z Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, STUTTGART -- Mercedes Benz secara paralel sedang mengembangkan produk mobil listrik. Salah satu electric vehicle (EV) yang telah siap untuk dipasarkan adalah produk dengan nama EQS. Produk yang setara dengan S-Class itu pun akan jadi EV pertama yang dipasarkan di Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Car and Driver pada Sabtu (17/10), rencananya EQS akan diluncurkan pada musim semi 2021. Selanjutnya, produk kasta tertinggi itu akan siap untuk dipasarkan pada musim panas 2021.

Chairman Daimler, Ola Källenius mengatakan EQS akan jadi produk yang dipercaya untuk mampu memberikan perlawanan untuk Tesla dari sisi daya jelajah. Ditargetkan, produk flagship itu nantinya mampu menawarkan daya jelajah hingga 700 kilometer.

Itu artinya, Mercedes Benz ingin melampaui Tesla Model S yang mengantongi catatan daya jelajah sekitar 650 kilometer. Dengan target ini, terlihat bahwa Mercedes Benz memang serius untuk memberikan perlawanan dalam pasar EV.

"Kehadiran EQS akan merubah cara pandang kita soal mobil. Produk ini sekaligus menjadi cara kami untuk menetapkan standar dalam sebuah mobil," kata Ola Källenius.

EQS merupakan produk EV pertama Mercedes yang hadir dalam wujud sedan. Sebagai flagship, produk ini akan hadir dalam pasar yang setara dengan produk S-Class. Menjelang kehadiranya, Mercedes pun telah merilis cuplikan foto wujud dari mobil listrik dengan fitur standar keamanan tertinggi itu.

Meskipun, foto yang dirilis merupakan wujud EQS yang masih dilapisi stiker kamuflase. Sekilas, EQS terlihat memiliki sejumlah perbedaan dibandingkan dengan S-Class. Untuk mencerminkan jati diri sebagai mobil mutakhir, EQS tampil dengan desain yang lebih agresif baik dari ornamen desain serta pada bagian lampu.

Meski terlihat sedikit berbeda, tapi nantinya EQS dan S-Class akan diproduksi di pabrik yang sama. Mercedes pun mengklaim produk ini akan hadir dengan lebih ramah lingkungan karena baterai yang digunakan adalah baterai yang diproduksi dengan netral karbon.

Dengan begitu, maka penggunaan CO2 dalam pembuatan baterai dapat ditekan dengan signifikan. Menurutnya, produksi baterai merupakan hal yang cukup menantang. "Jika terlalu banyak menggunakan CO2, maka proses produksi terbilang kurang ramah lingkungan dan bertentangan dengan tujuan utama penggunaan mobil listrik," kata Ola Källenius.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler