1.620 Relawan Vaksin di Bandung Telah Disuntik Dosis Pertama

Diharapkan proses uji klinis para tenaga sukarela bisa selesai di akhir Januari 2021

AP Photo / Ng Han Guan
Vaksin Sinovac, (ilustrasi). Sebanyak 1.620 relawan sudah mendapatkan suntikan pertama per Jumat kemarin.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Penghasil Vaksin Bio Farma bersama Fakultas Kedokteran (FK) Kedokteran masih melakukan uji klinis vaksin perusahaan Sinovac di Bandung, Jawa Barat (Jabar). Kabar terbaru adalah ribuan relawan telah mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama pertama per Jumat (16/10) pekan lalu.

"Sebanyak 1.620 relawan sudah mendapatkan suntikan pertama per Jumat kemarin," kata Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto saat konferensi virtual BNPB bertema Menjemput Asa Vaksin Covid-19, Senin (19/10).

Baca Juga


Kendati demikian, ia menyebutkan para relawan ini harus melalui dua kali penyuntikan yaitu dosis pertama dan kedua. Kemudian, dia melanjutkan, yang telah mendapatkan suntikan kedua sudah 1.074 orang, dan tenaga sukarela yang sudah diambil darahnya sekitar 671 relawan.

Ia berharap, proses uji klinis para tenaga sukarela ini bisa selesai di akhir Januari 2021 sehingga laporan untuk uji klinis dan bisa digunakan untuk mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari regulator Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk membuktikan vaksin ini aman. Jika uji klinis ini lolos UEA, ia menyebutkan Sinovac berkomitmen menyediakan 260 juta vaksin.

Kemudian, dia melanjutkan, Bio Farma menyiapkan pelaksanaannya sejak awal yaitu akan mencoba datangkan vaksin pada November hingga Desember mendatang karena akan melakukan uji-uji yang lain sebelum produksi. Mulai dari quality control karena semua harus dilakukan secara hati-hati untuk menjamin mutu, kemudian keamanan, hingga efikasinya.

Kemudian, Bio Farma melakukan produksi secara bertahap per bulan sebanyak 16-17 juta dosis. Ia menambahkan, total kapasitas produksi yang disiapkan adalah 250 juta dosis per tahun.

"Kendati demikian, kami akan memproduksi setelah mendapatkan izin dari BPOM. Ini juga tergantung dari ketersediaan atau suplai vaksin Sinovac," katanya.

Terkait harga vaksin, pihaknya mengaku telah menghitung supaya tidak memberatkan pemerintah. Ia menyebutkan bahwa kisarannya Rp 200 ribu. "Itu kurang lebih segitu harganya (Rp 200 ribu)," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler