Pembunuh yang Hentikan Penyerangan di London Bridge Diampuni

Gallant diberikan hak prerogatif kerajaan karena hentikan penyerangan London Bridge

EPA
Polisi memasang garis batas polisi di jalan dekat lokasi penusukan di London Bridge, Jumat (29/11).
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang terpidana kasus pembunuhan yang membantu menghentikan serangan di London Bridge, Inggris telah diberikan pengampunan kerajaan dan akan dipertimbangkan untuk pembebasan bersyarat 10 bulan lebih awal.

Steven Gallant sebenarnya sedang menjalani hukuman 17 tahun penjara karena kasus pembunuhan petugas pemadam kebakaran, akhirnya diberikan hak prerogatif kerajaan yang langka atas perbuatannya membantu hentikan penyerangan di London Bridge.

Saat itu Gallant sedang keluar untuk acara rehabilitasi tahanan pada November 2019. Namun tanpa disangka ia membantu menghadapi Usman Khan seorang terpidana kasus terorisme yang menikam orang. Gallant lalu dipuji secara luas atas tindakannya karena ada rekaman dari serangan itu yang menunjukkan Gallant dan dua orang lainnya menahan Khan di Jembatan London.

"Lord chancellor telah memberikan Steven Gallant hak prerogatif kerajaan dengan mengurangi lama hukumannya sebesar 10 bulan sebagai pengakuan atas tindakannya yang sangat berani di Fishmongers 'Hall. Ia membantu menyelamatkan nyawa orang-orang meskipun dia menanggung risiko yang sangat besar," juru bicara Kementerian Kehakiman dilansir dari Euronews, Ahad (18/10).

Saat ini Hakim di Inggris sedang mempertimbangkan pembebasan bersyarat Gallant dan segera memutuskan apakah dia akan dibebaskan lebih awal.

Putra Jackson, orang yang dibunuh Galant, Jack (21 tahun) mengatakan Gallant sepertinya sudah menjaani perubahan bagi dirinya. "Dalam benak saya, Gallant hampir menghabiskan waktunya dan jika seseorang telah menjalani rehabilitasi dan perubahan, yang tampaknya telah dilakukannya, maka itu cukup adil," katanya.

Penyerang London Bridge, Khan, yang juga menghadiri acara rehabilitasi tahanan, mengeluarkan dua pisau, menyerang dan membunuh Jack Merritt (25 tahun) dan Saskia Jones (23 tahun). Namun hanya dengan menggunakan hiasan dinding gading narwhal sebagai senjata, Gallant mengejar penyerang ke jembatan tempat Khan ditembak mati oleh polisi.

Ayah Merritt, David, mengatakan Gallant memang sudah sepantasnya mendapatkan keringanan hukuman.

"Steve sepenuhnya layak mendapatkan pengampunan ini, atau pengurangan hukuman. Luar biasa, dia sangat dekat dengan Jack dan dia mengubah hidupnya dan berubah, saya sangat senang untuknya," ujarnya.

Dalam pernyataan tahun 2019, Gallant mengatakan dia "tidak ragu" untuk menghadapi Khan.

"Saya tahu ada sesuatu yang salah dan harus membantu. Saya melihat orang-orang terluka. Khan berdiri di serambi dengan dua pisau besar di tangannya. Dia jelas berbahaya bagi semua orang," ungkapnya.


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler