Babel Bangun Cold Storage Udang

Cold storage diharapkan membuat ekspor dari Babel dapat dilakukan secara langsung.

Republika/Putra M. Akbar
Pekerja melihat kondisi cold storage (ilustrasi). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bersama PT Prima Dwimitra akan membangun cold storage atau gudang pendingin udang mentah.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bersama PT Prima Dwimitra akan membangun cold storage atau gudang pendingin udang mentah. Fasilitas ini guna menggenjot ekspor udang dan meningkat ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga


"Dalam waktu dekat ini kita bangun cold storage pengelolaan udang mentah," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan saat memimpin rapat teknis pembangunan cold storage udang di Pangkalpinang, Kamis (22/10).

Ia mengatakan cold storage ini akan difungsikan untuk menyimpan udang mentah yang akan ekspor untuk memenuhi permintaan dunia. Apalagi selama ini Bangka Belitung merupakan penghasil udang yang potensial dengan kuantitas bagus.

Bagi Pemerintah Babel, ekspor langsung akan menambah devisa kas daerah yang selama ini hal tersebut belum pernah dilakukan. "Jadi kita patut bersyukur dengan adanya investasi cold storage untuk pengelolaan udang. Karena itu harus didukung," ujarnya.

Perwakilan PT Prima Dwimitra, Thomas, menyampaikan, cold storage pengelolaan udang mentah membutuhkan tenaga kerja sebanyak 1.500 orang, dengan perhitungan 80 persen wanita dan 20 persen pria. Wanita lebih banyak dipekerjakan karena dinilai memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi.

Cold storage ini bisa menangani 30 ton sampai 40 ton udang per hari. Hal ini bisa memicu para pembudi daya udang untuk meningkatkan jumlah panen udangnya," kata Thomas.

Tahapan yang akan dilakukan dalam proses produksi udang antara lain penerimaan bahan baku, pemotongan kepala, pemisahan ukuran, dan kualitas. Tahap ini akan memisahkan antara produk setengah jadi atau produk matang. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan logam untuk memeriksa kembali apakah ada kandung besi pada udang.

Selanjutnya, melalui tahapan pembekuan, pengemasan, penyimpanan, dan pengapalan untuk pengiriman ekspor. Melalui proses ini, hasil produksi menjadi lebih awet dan tahan lama hingga memiliki daya simpan sampai dengan dua tahun.

"Target pasar yang akan dituju antara lain adalah Amerika Serikat, Jepang, Eropa, Asia, China, Australia, dan Timur Tengah. Untuk target pasar pada produksi pertama adalah kawasan Jepang," kata Thomas.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler