Demi Yahudi, Albania Negara Muslim Pertama Adopsi Anti-Semit
Albania mengadopsi anti-Semitisme dari International Holocaust Remembrance Alliance
REPUBLIKA.CO.ID, TIRANA – Albania secara resmi mengadopsi definisi anti-Semitisme dari International Holocaust Remembrance Alliance (IHRA) pada Kamis (22/10) waktu setempat.
Ini menjadikannya sebagai negara Muslim pertama yang menerima rumusan tersebut dan berjanji untuk melawan prasangka anti-Yahudi.
Definisi IHRA telah diadopsi banyak negara Barat, meski beberapa pihak keberatan dengan dimasukkannya beberapa bentuk kritik terhadap Israel yang dianggap sebagai anti-Semit.
Robert Singer, Wakil Presiden Eksekutif Kongres Yahudi Dunia, berharap ada lebih lebih banyak negara Muslim yang mengikuti jejak Albania.
Langkah untuk mengadopsi definisi tersebut diusulkan anggota Parlemen Partai Sosialis Taulant Balla dan diterima dengan suara bulat. Pemungutan suara Albania dilakukan beberapa hari sebelum Forum Balkan Anti-Semitisme perdana, yang dipimpin oleh parlemen Albania bekerja sama dengan Gerakan Anti-Semitisme Tempur (CAM) dan Badan Yahudi untuk Israel.
"(Hal itu bertujuan menciptakan) sebuah front persatuan untuk negara-negara Balkan untuk bekersama melawan anti-semitisme," demikian siaran pers CAM dilansir di Times of Israel, Jumat (23/10).
Dalam pernyataan itu, peserta forum tersebut akan melibatkan Perdana Menteri Albania, Pembicara parlemen Albania, Kosovo dan Makedonia Utara, bersama dengan pejabat dari PBB, Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Israel.
Ketua Parlemen Albania Gramoz Ruci menyambut baik penerapan definisi IHRA tentang anti-Semitisme.
Dia pun mengutip sejarah Albania dalam melindungi orang Yahudi selama Holocaust. Dia menjelaskan, bangsanya punya alasan untuk bangga karena Albania adalah satu-satunya negara di Eropa di mana semua orang Yahudi diberikan perlindungan dan diselamatkan selama Perang Dunia II. "Tanah air kami, Albania, di masa-masa sulit telah berfungsi sebagai tanah pengganti bagi orang Yahudi," kata dia.
Pasukan Nazi Jerman menduduki Albania dari September 1943 hingga November 1944 dan mereka diusir oleh partisan komunis setempat. Namun, Albania bangga karena di sana tidak ada orang Yahudi yang terbunuh atau diserahkan kepada Nazi.
Populasi Yahudi di negara itu meningkat dari 200 sebelum Perang Dunia II menjadi lebih dari 3.000 jiwa. Ini karena orang Albania melindungi teman-teman Yahudi mereka, dan membantu orang Yahudi lainnya yang melarikan diri dari Jerman dan Austria dengan menyelundupkan mereka ke luar negeri atau menyembunyikan mereka di rumah.
Kepala Badan Yahudi, Isaac Herzog, mengucapkan selamat kepada parlemen Albania. "Penerapan definisi anti-Semitisme dari IHRA adalah alat paling penting dan efektif yang saat ini ada di arena internasional untuk mengambil tindakan praktis melawan momok anti-Semitisme," kata Herzog.