Keterisian Pasien di Wisma Atlet Menurun di Bawah 50 Persen
Keterisian pasien di Tower 4 hingga 7 RSD Wisma Atlet tak sampai 50 persen
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, mencatat pasien yang dirawat terus mengalami penurunan per Senin (2/11). Keterisian pasien di tower 6 dan 7 kini sebanyak 36,3 persen, kemudian tower 4 dan 5 menurun menjadi 23,4 persen.
Koordinator RS Darurat Covid-19 Mayjen TNI Tugas Ratmono mengatakan, hunian di Wisma Atlet yang tower 4 dan 5 sebagai isolasi mandiri, kemudian tower 6 dan 7 sebagai tempat perawatan yang ringan dan sedang dari pasien Covid-19 menurun dalam kurun waktu sebulan terakhir.
"Keterisian pasien di tower 4 dan 5 saat akhir September kemarin bisa diatas 80 persen, bahkan Tower 6 dan 7 juga sama. Kemudian keterisian di tower 6 dan 7 saat ini turun jadib36,3 persen, sementara tower 4 dan 5 berkurang jadi 23,4 persen," Update RS Darurat Covid-19: Tren PascaLibur Panjang, Senin (2/11).
Pihaknya menganalisa ada berbagai faktor yang menyebabkan keterisian pasien di RSD Wisma Atlet menurun. Pertama memang pertambahan pasien yang menurun dibandingkan sebelumnya, kemudian pasien yang keluar lebih banyak yang berdampak pada angka kesembuhan yang meningkat. Ia juga bersyukur penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta ikut menurunkan kasus Covid-19. Pihaknya juga melihat adanya kesadaran masyarakat menerapkan disiplin protokol kesehatan yang lebih meningkat.
"Semoga PSBB ini terus diberlakukan dan kesadaran masyarakat untuk melakukan disiplin protokol kesehatan juga betul-betul dilakukan dengan baik. Kemudian kita lihat kasus di seluruh wilayah tentunya akan menurun, khususnya di RSD Wisma Atlet," ujarnya.
Terkait kondisi tenaga medis yang bertugas di RSD Wisma Atlet, ia mengaku sampai saat ini mereka dalam kondisi yang baik dan sehat. Pihaknya menilai tenaga medis bisa relaksasi di kondisi perawatan pasien yang menurun.
Kendati demikian, ia menegaskan tenaga medis tetap berjaga untuk mengantisipasi lonjakan kasus pascaliburan 28 Oktober-1 November 2020. "Kami upayakan supaya mereka tetap fit untuk bekerja," katanya.