AI Dapat Bantu Arkeolog Pecahkan Aksara Kuno yang Tercecer

Tim malatih kecerdasan buatan untuk mambaca 2.000 teks Babilonia Akhir.

Flickr
Kecerdasan buatan (Ilustrasi)
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Para peneliti percaya  penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) dapat bermanfaat bagi ahli bahasa dan arkeolog yang berusaha memulihkan nashak kuno yang terpisah-pisah. Sekelompok ilmuwan Israel berhasil menemukan metode untuk memecahkan aksara paku yang tertulis pada tablet tanah liat kuno yang terfragmentasi melalui penggunaan jaringan saraf tiruan.

Tim peneliti, yang dipimpin oleh Shai Gordin di Universitas Ariel di Tepi Barat, telah melatih jaringan saraf tiruan mereka pada sekitar 2.000 teks Babilonia Akhir yang berasal dari periode Achaemenid.

Teks-teks ini sangat banyak dan sangat sulit. Tim kemudian memeriksa apakah sistem tersebut menjadi mampu menyelesaikan kalimat yang sebelumnya tidak diketahuinya.

"Tim terbukti mampu mengidentifikasi struktur kalimat dan bahkan melakukan lebih baik dari yang diharapkan dalam membuat identifikasi semantik berdasarkan inferensi statistik berbasis konteks," kata peneliti Shai Gordin, dilansir di Sputnik News, Jumat (6/11).

Para ilmuwan percaya bahwa penggunaan kecerdasan buatan membawa keuntungan besar bagi ahli bahasa dan arkeolog yang bekerja untuk memulihkan teks yang terpisah-pisah, sehingga menghemat banyak usaha.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler