Kota di Suriah yang Disebut di Hadits Nubuat Rasulullah SAW
Rasulullah SAW menyebut sejumlah kota Suriah dalam sabdanya
REPUBLIKA.CO.ID, Ghouta atau Ghuttah merupakan kota bersejarah. Tempat ini sempat disebut Rasulullah SAW dalam sebuah hadits.
Dalam Sunan Abu Dawud no. 4298, dari Abu Darda' menjelaskan, Rasulullah SAW bersabda:
فسطاط المسلمين يوم الملحمة الغوطة، إلى جانب مدينة يقال لها دمشق هي من خير مدائن الشام
"Sesungguhnya saat terjadinya perang yang agung pangkalan pasukan kaum Muslimin berada di daerah Ghuttah, sebuah daerah di pinggiran Madinah yang dikenal dengan nama Damaskus. Salah satu kota terbaik di negeri Syam."
Di dalam Atlas Hadits karangan Dr Syauqi Abu Khalil, al- Ghuttah disebutkan sebagai kumpulan tanaman, ngarai di dataran rendah. Ini adalah sebuah wilayah di Damaskus. Di dalamnya terdapat sungai-sungai dan pepohonan berbuah ranum. Paya, rawa, dan perkebunan yang bersih dan pemandangan yang indah.
Ada yang berpendapat Ghuttah adalah salah satu dari empat taman di dunia, yakni ash-Shughad, Ebola, jalan bukit Bawwan dan Ghuttah, Damaskus. Bagian kecil (21 km2) dari Damaskus masuk ke dalam wilayah Ghuttah. Ghuttah disebut sebagai daerah subur beririgasi dengan ketinggian 730 m di atas permukaan laut.
Daerah itu dilalui Sungai Barad yang mencukupi keperluan airnya selama ribuan tahun. Selain Ghuttah, Rasulullah SAW juga mengungkap Damaskus dalam nubuwatnya. Kota ini terletak di bagian barat daya Suriah.
Damaskus terletak di oasis suatu dataran setengah gersang. Bukan tanpa alasan Nabi SAW mengungkap jika Damaskus merupakan kota terbaik di dunia.
Salah satu kota dengan peradaban tertua di dunia ini dibangun 3.000 tahun SM. Kota ini menjadi pusat kebudayaan, pendidikan, ekonomi, perdagangan, dan politik Suriah. Damaskus pun menjadi pusat perdagangan penting di antara negara-negara Arab bagian timur.
Sebelum Islam masuk, Damaskus menjadi kota penting sebagai ibu kota dan pusat kebudayaan atau bagian dari berbagai kerajaan seperti Assyria, Yunani, Romawi, hingga Bizantium. Pada 661-750, Damaskus menjadi ibu kota pemerintahan Dinasti Umayyah, generasi sahabat yang sempat menjabat sebagai gubernur Suriah.
Pada masa Muawiyah, penduduk Suriah pada umumnya memeluk Islam dan mendapat pelajaran agama Islam dari sahabat-sahabat Nabi SAW. Mereka datang dari Madinah. Mereka diberi tugas dari Utsman bin Affan, khalifah ketika itu, untuk mengajarkan agama Islam.
Saat Dinasti Umayyah berdiri, ekspansi Islam kian meluas. Penyebaran Islam dan perluasan kekuasaan dilakukan hingga ke Afrika Utara, Spanyol, Asia Tengah, Persia, dan India. Damaskus menjadi komando dari upaya penakklukan tersebut.
Saat Dinasti Abbasiyah berjaya, Damaskus pun menjadi bagian kekuasaannya. Pada abad ke-11 dan ke-12, Damaskus menjadi pusat kegiat an Salahuddin al-Ayyubi saat melawan tentara salib.
Damaskus pun sempat ditaklukkan Mongol pada 1260 dan men jadi bagian dari kekuasaan Turki Utsmani pada 1516. Pada 1917, Damaskus dibebaskan dari pemerintahan Turki oleh gabungan Arab dan sekutu selama Perang Dunia 1.
Pada 1946, Suriah merdeka dan Damaskus menjadi ibu kota. Setelah dinasti ini jatuh, Damaskus menjadi bagian dari wilayah pemerintahan kerajaankerajaan Islam hingga abad ke-20.