Ocehan Nikita Mirzani Soal Habib Rizieq, Pantaskah? 

Ocehan Nikita Mirzani soal Habib Rizieq dinilai sikap yang tak perlu

republika
Rasulullah SAW (ilustrasi)
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Andrian Saputra* 

Baca Juga


Aktris Nikita Mirzani sedang menjadi perbincangan setelah videonya yang menghina dan merendahkan keturunan Rasulullah tersebar luar di media maya. Dalam video berdurasi dua menitan itu Nikita dengan jelas mengatakan ‘Habib adalah tukang obat jangan diagung-agungkan’.  

Selain itu, Nikita melontarkan perkataan yang menunjukan ketidaksenangannya terhadap kepulangan pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq bin Husein bin Shihab.  

Penulis ingin merespons ujaran-ujaran Nikita Mirzani yang merendahkan keturunan Rasulullah dengan beberapa keterangan Alquran maupun hadits.  

Apakah sebuah kekeliruan memuliakan, menghormati, dan mencintai habaib (kata jamak dari habib)? Dan bagaimana hukumnya menghina atau merendahkan para habib yang merupakan keturunan Rasulullah SAW? Dalam surat Asy Syura ayat 23 Allah berfirman: 

ذَٰلِكَ ٱلَّذِى يُبَشِّرُ ٱللَّهُ عِبَادَهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ۗ قُل لَّآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا ٱلْمَوَدَّةَ فِى ٱلْقُرْبَىٰ ۗ وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُۥ فِيهَا حُسْنًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ

Ayat ini dipertegas dengan hadits:

عن ابن عباس أنه لما نزل قوله تعالى قُل لاَّ أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْراً إِلاَّ الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى قالوا يا رسول الله من هؤلاء الذين أمرنا الله بمودتهم قال علي وفاطمة وابناهما والعترة وهم العشيرة وقيل الذرية كذا يستفاد من شرح الفاسي على الدلائل

Dari Ibnu Abbas bahwa ketika  turun firman Allah SWT Surat As-Syura ayat 23, “Katakanlah hai Muhammad, Aku tidak meminta upah kepada kalian kecuali rasa cinta pada kerabat,” para sahabat bertanya, “Siapakah mereka yang Allah perintahkan kami untuk mencintainya ya Rasul?”  Rasulullah menjawab, ‘Ali, Fathimah, kedua anak mereka, dan keturunannya. Mereka adalah keluarga besar.” Ada ulama yang mengatakan, mereka adalah cucu keturunan keduanya.’ 

Dari ayat dan hadits di atas sudah sangat jelas dan menjadi dasar bagi seorang Muslim boleh untuk memuliakan, menghormati, dan mencintai keturunan Rasulullah. Itu semua semata-mata dilakukan berdasarkan kecintaan terhadap Allah dan Rasulnya. Di samping itu pada dasarnya seorang Muslim haruslah saling menghormati dan mencintai dengan muslim lainnya.   

Terlebih di antara keturunan-keturunan Rasulullah itu banyak yang menguasai berbagai cabang ilmu agama. Sebab itu, selain secara genetik mewarisi garis keturunan Rasulullah, mereka juga adalah ulama yaitu orang-orang yang alim yang hatinya takut dan terus bergantung kepada Allah. Mencintai dan menghormati para habib justru menjadi bukti kecintaan seorang Muslim terhadap Rasulullah.   

Karena itu pula seorang Muslim dilarang mencela atau menghina keturunan Rasulullah. Sebagimana dijelaskan dalam kitab Fathul Bari: “Abu Bakar RA mengimbau manusia dan berwasiat kepada mereka. Maksudnya adalah agar manusia menjaga ahli bait, janganlah kalian menyakitinya dan berbuat jelek kepada mereka.”

 

 

Lebih dari itu, Rasulullah secara langsung dengan tegas mengatakan bahwa orang-orang yang menyakiti keturunan-keturunannya sama seperti menyakiti Rasulullah sendiri.   

إن النبي صلى الله عليه وسلم قال وهو على المنبر ما بال اقوام يؤذوننى فى نسبى وذوى رحمى الا من آذى نسبى وذوى رحمى فقد آذانى ومن آذانى فقد آذى الله تعالى

“Sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda sedangkan beliau di atas mimbar: "Apa keadaan kaum yang menyakiti aku dalam nasab dan kerabatku. Ingat, barangsiapa yang menyakiti keturunanku dan orang-orang yang mempunyai hubungan denganku, berarti ia menyakiti aku, dan barangsiapa menyakiti aku, maka ia benar-benar menyakiti Allah Ta'ala." (HR At-Thabrani dan Al-Baihaqi)

إن الله حرم الجنة على من ظلم اهل بيتى او قاتلهم او اعان عليهم او سبهم

"Sesungguhnya Allah melarang masuk surga terhadap orang yang menganiaya ahlu baitku, atau orang yang memerangi mereka, atau orang yang membantu orang yang memerangi mereka, atau orang yang memaki-maki mereka." (HR. Imam Ahmad

إن النبي صلى الله عليه و سلم قال لو ان رجلا صفن بين الركن والمقام و صلى وصام ثم مات وهو مبغض لأهل بيت محمد صلى الله عليه وسلم دخل النار

“Sesungguhnya Nabi bersabda: "Andaikata seorang laki-laki berdiri antara hajar aswad dan maqam Ibrahim melakukan shalat dan puasa, kemudian meninggal dunia sedangkan membenci ahli bait Muhammad, maka ia masuk neraka." (HR at-Thabrani dan Al-Hakim)

قال عليه الصلاة والسلام اشتد غضب الله على من آذانى فى عترتى “Rasulullah bersabda: "Murka Allah menjadi sangat terhadap orang yang menyakiti aku tentang keluargaku." (HR Ad-Dailami) 

Artis Nikita Mirzani. (ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)

Seandainya seorang Muslim menemukan kekeliruhan dalam tingkah laku atau ucapan dari para keturunan-keturunan Rasulullah, hendaknya dapat memberi tahu dan menasihatinya dengan cara yang baik. Bukankah sesama Muslim diperintahkan untuk saling menasihati dalam kebaikan? Sesungguhnya habaib dan ulama adalah obat dari hati setiap Muslim yang merindukan Rasulullah.  

Sementara orang-orang yang merendahkan, menghina keturunan-keturunan Rasulullah justru menunjukan dangkalnya iman dan kecintaan mereka kepada Rasul.

Sesungguhnya penghinaan terhadap keturunan Rasulullah SAW dan orang-orang alim yang senantiasa dekat kepada Allah tidak akan sedikit pun menurunkan kemuliaan mereka, tetapi justru orang-orang yang menghinakan itu sedang membuat lubang yang akan menjerumuskan dirinya sendiri pada kehinaan yang dalam.   

Karena itu seorang Muslim yang telah menghinakan dan merendahkan keturunan-keturunan Rasulullah haruslah memohon ampun kepada Allah dan meminta maaf terhadap keturunan-keturunan Rasulullah yang telah dihinakannya.  

 

Jika beberapa waktu lalu ada video viral seorang anggota TNI yang menunjukan kecintaan terhadap keturunan Rasulullah dan harus mendapat sanksi. Maka bagaimana dengan Nikita Mirzani yang dengan jelas merendahkan keturunan-keturunan Rasulullah?  

*Jurnalis Republika.co.id dan alumni UIN Syarih Hidayatullah Jakarta 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler