Terima Lisensi, Qualcomm akan Jual Chip 4G ke Huawei 

Izin tersebut dikeluarkan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dengan China.

Qualcomm telah menerima izin dari pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menjual chip ponsel 4G ke Huawei Technologies.
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Qualcomm telah menerima izin dari pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menjual chip ponsel 4G ke Huawei Technologies. Izin tersebut dikeluarkan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dengan China.  

Baca Juga


"Kami menerima lisensi untuk sejumlah produk, yang mencakup beberapa produk 4G," kata juru bicara Qualcomm seperti dilansir dari Reuters, Ahad (15/11). 

Qualcomm dan semua perusahaan semikonduktor AS lainnya terpaksa berhenti menjual ke perusahaan teknologi China sejak September lalu. Hal itu merupakan dampak dari pembatasan perdagangan yang diberlakukan oleh AS.

Juru bicara tersebut menolak menjelaskan secara rinci produk 4G apa yang dijual Qualcomm ke Huawei. Namun menurutnya produk tersebut berkaitan dengan perangkat seluler. Selain chip ponsel 4G, Qualcomm juga sedang menunggu lisensi lainnya dari pemerintah AS. 

Sebelumnya, Huawei merupakan salah satu pelanggan chip yang diproduksi Qualcomm. Huawei sebenarnya memiliki rancangan chip sendiri untuk ponsel andalannya. Namun potensi Huawei untuk merancang chipnya sendiri gagal karena pembatasan perdagangan yang diberlakukan AS. 

Analis Bernstein Stacy Rasgon mengatakan lisensi Qualcomm akan memiliki dampak terbatas karena hanya mencakup chip 4G, sementara konsumen beralih ke perangkat 5G yang lebih baru. Lisensi Qualcomm untuk chip smartphone 5G sendiri belum ada kejelasan. 

Perwakilan Huawei dan Departemen Perdagangan AS, yang memberikan lisensi, menolak berkomentar. Perusahaan AS lainnya seperti Micron Technology juga dihentikan dari penjualan ke Huawei dan mengatakan mereka telah mengajukan permohonan lisensi. Intel Corp juga mengatakan memiliki lisensi untuk menjual ke Huawei.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler