BI: Penyaluran Kredit Kuartal IV Diperkirakan Lebih Tinggi

Dari responden rumah tangga, terdapat indikasi penambahan pembiayaan KPR dan KKB.

istimewa
Hasil survei Bank Indonesia (BI) terkait permintaan pembiayaan dari korporasi mengindikasikan peningkatan kebutuhan pembiayaan tiga bulan yang akan datang. Di sisi responden rumah tangga, terdapat indikasi peningkatan pangsa responden yang berencana untuk melakukan penambahan pembiayaan.
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Bank Indonesia (BI) terkait permintaan pembiayaan dari korporasi mengindikasikan peningkatan kebutuhan pembiayaan tiga bulan yang akan datang. Ini dicirikan dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Oktober 2020 yang tercatat sebesar 15,1 persen.

Baca Juga


Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko mengatakan nilai tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 9,0 persen. Peningkatan kebutuhan pembiayaan tersebut diindikasi, antara lain terjadi pada sektor Industri Pengolahan, Pertambangan dan Penggalian, serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.

Di sisi responden rumah tangga, terdapat indikasi peningkatan pangsa responden yang berencana untuk melakukan penambahan pembiayaan dalam tiga dan enam bulan yang akan datang. Peningkatan terutama untuk jenis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

"Dari sisi perbankan, pada keseluruhan Kuartal IV 2020, penyaluran kredit baru diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi penyaluran kredit baru pada Kuartal III 2020," katanya, Senin (16/11).

Hal tersebut terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru kuartal IV 2020 sebesar 73,6 persen, yang lebih tinggi dibandingkan SBT perkiraan penyaluran kredit baru kuartal III 2020 sebesar 48,1 persen. Prakiraan peningkatan penyaluran kredit baru didukung kebijakan penyaluran kredit yang tidak lebih ketat dibandingkan periode kuartal sebelumnya.

Sebagai informasi, Survei Penawaran dan Permintaan Pembiayaan Perbankan merupakan survei yang dilakukan dalam rangka mendukung Progam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19. Survei bertujuan memperoleh informasi mengenai kebutuhan pembiayaan atau sisi demand maupun penyaluran atau sisi supply.

Survei ini dilakukan bulanan kepada korporasi dan rumah tangga dari sisi permintaan serta perbankan dari sisi penawaran dengan cakupan nasional. Sementara, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) adalah perkalian antara saldo bersih dan bobot masing-masing sektor ekonomi.

Saldo bersih dihitung dengan cara mengurangkan persentase responden yang menjawab 'naik' dengan persentase responden yang menjawab 'turun'. Bila hasilnya positif dapat diartikan ekspansi, sedangkan bila hasilnya negatif dapat diartikan kontraksi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler