Kuartal IV, Prodia Targetkan Laba Tumbuh Hingga 20 Persen
Pertumbuhan laba Prodia di Kuartal III sebesar 1,08 persen
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Prodia PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty menyatakan perseroan meraih pertumbuhan laba di kuartal III sebesar 1,08 persen (yoy) atau 122,28 miliar dari Rp 120,97 miliar. Oleh karena itu, ia berharap perseroan. perseroan mampu meraih pertumbuhan laba hingga 20 persen di Kuartal IV/2020.
Ia menyebut proyeksi pertumbuhan laba ini berdasarkan kondisi ekonomi yang mulai membaik di akhir 2020. "Bagi kami pertumbuhan 1,08 persen di saat kondisi seperti ini sudah luar biasa. Karenanya untuk mendorong full year revenue, kami berharap di Kuartal IV bisa meraih laba 20 persen year on year," ucap dia dalam jumpa pers secara daring di Jakarta, Senin (16/11).
Dewi menekankan, pihaknya berupaya melakukan banyak inisiatif pada tiga bulan terakhir tahun ini mengingat segmen klien korporasi yang biasanya cukup kontributif, tidak akan sekuat tahun sebelumnya.
"Jadi apa dong yang bisa dilakukan? Ya tentunya dari segmen lain. Yang kami lihat di kuartal III yang tumbuh sangat baik itu adalah rujukan dari rumah sakit. Memang itu COVID-19,biasanya rujukan itu rujukan tes yang susah-susah yang lain, ini rujukan banyak yang PCR. Tentunya itu akan berlanjut di kuartal IV," ujar Dewi.
Kemudian yang berikutnya, lanjut Dewi, adalah dari pelanggan referensi dari dokter yang juga mulai membaik di kuartal III dan diprediksi terus berlanjut di kuartal IV karena sudah banyak dokter yang membuka praktek dan banyak mengirimkan pasien.
"Kalau visit dari dokter ini tentu saja bukan hanya COVID-19, tapi juga ada tes-tes lain. Ini lah yang akan meng-improve, memperbaiki revenue per visit," kata Dewi.
Dewi menambahkan, pihaknya juga mengharapkan marjin perseroan akan meningkat dua digit pada kuartal IV seiring dengan langkah efisiensi yang terus dilakukan perseroan.
"Tentunya nanti di marjin juga dengan upaya efisiensi yang kami lakukan sedemikian rupa tanpa harus mengurangi gaji, mengurangi orang, mengurangi biaya-biaya yang nantinya akan menghasilkan value seperti digital transformation yang tidak kami kurang-kurangi, marjin juga bisa tumbuh double digit. Kami harapkan seperti itu," ujar Dewi.
Sementara itu, pada 2021, Dewi memproyeksikan pertumbuhan laba emiten berkode PRDA itu bisa mencapai minimal dua kali dari pertumbuhan ekonomi pada tahun depan. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2021 mencapai 4,5-5,5 persen.
"Kalau kita mendasarkan pertumbuhan kita dari apa yang disampaikan oleh pemerintah 4-5 persen dan banyak analisis dari badan lainnya, bahwa Indonesia itu akan tumbuh kalau kita lihat rentangnya 3-6 persen. Kami lihat Prodia itu ada di dua kali rentang macro economic growth. Jadi kami juga akan proyeksikan dengan kondisi outlook, misalnya 3-6 persen atau 4-5 persen, kami bisa sampai di tengah-tengah itu. Katakanlah misalnya paling rendah 4 persen, kami proyeksikan dua kali rentang terendah. Nah itu kami harus capai," kata Dewi.