Satgas Biden: Penundaan Transisi Bahayakan Respons Pandemi

Pakar medis tim transisi Biden belum dapat mengakses data-data terkait pandemi di AS

AP/Elaine Thompson
Theresa Malijan, seorang perawat terdaftar, menyelesaikan pengambilan swab nasofaring dari seorang pasien di stasiun pengujian COVID-19 drive-through untuk pasien Universitas Kedokteran Washington, Selasa, 17 Maret 2020, di Seattle.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pakar medis yang menasihati Presiden terpilih Joe Biden tentang pandemi Covid-19 khawatir penundaan pemerintah federal dalam mengakui kemenangan pemilihan Biden dapat membahayakan respons AS terhadap virus tersebut. Demikian kata para ahli pada hari Selasa.

Dr. Vivek Murthy, salah satu ketua gugus tugas Covid-19 Biden, mengatakan para ahli belum dapat berbicara dengan pejabat pemerintah saat ini yang menangani virus. Kondisi ini terjadi bahkan ketika Amerika Serikat dilanda lonjakan kasus virus corona dan rawat inap.

Itu bisa merusak kemampuan administrasi yang masuk untuk mendistribusikan vaksin, misalnya, kata Murthy. "Kami perlu berbicara dengan individu-individu itu, kami perlu bekerja sama dengan mereka,” kata Murthy dalam sambungan telepon dengan wartawan yang diatur oleh tim transisi Biden.

Administrator Layanan Umum belum mengakui Biden sebagai "pemenang nyata" dari pemilihan 3 November, yang diperlukan untuk mengeluarkan dana pemerintah untuk transisi. Seorang juru bicara mengatakan administrator mengikuti presiden dan akan membuat keputusan setelah pemenangnya jelas.

Menurut Murthy, para ahli tidak dapat mengakses data real time, termasuk tentang kapasitas tempat tidur rumah sakit dan jumlah obat dan peralatan di gudang pemerintah. Murthy merupakan mantan ahli bedah AS dan salah satu dari 13 ahli Biden pekan lalu yang ditunjuk untuk menasihatinya tentang Covid-19 selama masa transisi.

"Kami dapat melihat data yang tersedia untuk umum, tetapi kami tidak memiliki akses ke berbagai informasi yang harus disiapkan pemerintah federal untuk 20 Januari," kata Murthy.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler