WTO Desak G20 Tingkatkan Pembiayaan Dagang Negara Berkembang

Pandemi Covid-19 memperburuk kesenjangan dalam pembiayaan perdagangan global

EPA
Kelompok 20 negara ekonomi terbesar dunia (G20) harus berupaya menyediakan triliunan dolar dalam pembiayaan perdagangan bagi negara-negara berkembang. Ilustrasi.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Kelompok 20 negara ekonomi terbesar dunia (G20) harus berupaya menyediakan triliunan dolar dalam pembiayaan perdagangan bagi negara-negara berkembang untuk memastikan pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid-19. Demikian kata seorang pejabat tinggi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Wakil Direktur Jenderal WTO Alan Wolff kepada para pemimpin G20 mengatakan bahwa sangat penting untuk memanfaatkan perdagangan guna membantu menjamin perekonomian, memfasilitasi perdagangan pasokan medis penting, dan mereformasi kerangka kelembagaan untuk perdagangan dunia.

"Ketika hasil panen tidak bergerak dan pabrik menganggur di seluruh dunia berkembang, pemulihan global akan tertunda untuk semua," kata Wolff, seorang warga negara AS, kepada para pemimpin G20, Sabtu (21/11).

"Inisiatif pembiayaan perdagangan harus dilihat sebagai bagian penting untuk meningkatkan prospek pemulihan ekonomi," ia melanjutkan.

Forum Ekonomi Dunia tahun ini menyatakan pandemi Covid-19 memperburuk kesenjangan dalam pembiayaan perdagangan global yang sudah mencapai 1,5 triliun dolar AS sebelum krisis dimulai. Lebih dari 50 persen permintaan dukungan keuangan untuk perdagangan ditolak.

Kurangnya akses ke pembiayaan perdagangan menghantam negara-negara paling tidak berkembang yang paling menderita akibat mahalnya biaya transaksi keuangan. Wolff mengatakan kerja sama erat antara lembaga keuangan internasional, WTO, dan bank komersial besar akan dibutuhkan untuk membebaskan triliunan dolar dalam pembiayaan yang dibutuhkan.

Para pemimpin G20 akan menggarisbawahi komitmen mereka terhadap sistem perdagangan multilateral dalam pernyataan bersama yang akan dirilis pada Ahad, berdasarkan draf komunike yang dilihat Reuters.

Badan perdagangan dunia yang bermarkas di Jenewa itu berada dalam kekacauan karena pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memblokir pemilihan direktur jenderal baru dan fungsi badan penyelesaian sengketa. Wolff mendesak para pemimpin G20 untuk terlibat secara serius dalam "upaya reformasi kelembagaan besar" dan memulihkan fungsi musyawarah dan negosiasi WTO.

Wolff juga menyerukan langkah-langkah baru untuk mempercepat pasokan produk medis penting ke tempat yang membutuhkan. Termasuk pembaruan pada perjanjian yang ada untuk memastikan perdagangan global bebas bea dalam obat-obatan dan peralatan medis.

Dia mengatakan hambatan di perbatasan dan penggunaan pembatasan ekspor harus dikurangi, memberikan transparansi yang lebih besar dan mempercepat perbaikan dalam upaya fasilitasi perdagangan, terutama untuk negara-negara termiskin.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler