Vaksin AstraZeneca Diklaim Efektif 90 Persen

Efektivitas vaksin didasari hasil analisis sementara di Inggris dan Brasil.

AP Photo/LM Otero
Vaksin COVID-19 AZD1222 yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan raksasa farmasi AstraZeneca diklaim efektif hingga 90 persen (Foto: ilustrasi)
Rep: Rizky Suryarandika Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Vaksin COVID-19 AZD1222 yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan raksasa farmasi AstraZeneca diklaim efektif hingga 90 persen. Hal itu didasari hasil analisis sementara uji klinis di Inggris dan Brasil pada Senin (23/11).

Baca Juga


AstraZeneca mencatat bahwa kemanjuran rata-rata dinilai pada 70 persen. Tidak ada rawat inap yang dilaporkan pada peserta uji coba menurut AstraZeneca. Lebih dari 23 ribu sukarelawan berusia 18 tahun ke atas sedang dinilai usai mendapat vaksin itu.

"Satu rejimen dosis (n = 2.741) menunjukkan kemanjuran vaksin 90 persen ketika AZD1222 diberikan sebagai setengah dosis, diikuti dengan dosis penuh setidaknya satu bulan terpisah, dan rejimen dosis lain (n = 8.895) menunjukkan kemanjuran 62 persen bila diberikan sebagai dua dosis penuh setidaknya dengan jarak satu bulan," kata AstraZeneca dalam siaran pers dilansir dari kantor berita Bernama, Senin (23/11).

AstraZeneca merasa hasil uji coba sementara ini cukup memuaskan. Sebab, tingkat kemanjurannya lebih dari 50 persen.

"Analisis gabungan dari kedua regimen dosis (n = 11.636) menghasilkan kemanjuran rata-rata 70 persen," lanjut AstraZeneca.

AstraZeneca akan mencari daftar kebutuhan vaksin darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar vaksin buatan mereka bisa segera digunakan. AstraZeneca juga berencana mengisi ketersediaan vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah. 

Sebelumnya, injeksi alternatif dikembangkan AstraZeneca menggunakan antibodi yang diproduksi oleh satu pasien virus korona di AS. Injeksi lengan segera berlaku dan dapat melindungi orang dari penularan selama enam bulan hingga satu tahun. Jika uji coba terbukti berhasil, maka dapat digunakan untuk melindungi mereka yang tidak dapat diberikan vaksin karena faktor kesehatan seperti lansia.

Sekitar seribu orang akan diberikan obat di Inggris akhir pekan ini sebagai tahapan awal. Adapun 4.000 orang lainnya dari seluruh dunia akan mengambil bagian dalam uji coba segera setelah tahap awal itu. Uji coba tersebut akan menggunakan sistem uji plasebo untuk mengetahui kegunaan obat tersebut. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler