Pilkada dan Libur Panjang Bisa Picu Lonjakan Kasus Covid-19

Saat ini, klaster libur panjang pada Oktober lalu sudah terlihat.

ANTARA/Fakhri Hermansyah
Sejumlah warga antre untuk mengikuti tes cepat (Rapid Test) gratis. Pemerintah setempat memberikan failitas tes cepat gratis untuk warga yang melakukan perjalanan luar kota pada libur panjang cuti bersama, untuk mencegah peningkatan kasus COVID-19.
Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pakar Epideomologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas Makassar Prof Ridwan Amiruddin khawatir Pemilihan Kepala Daerah dan libur panjang pergantian tahun 2020-2021 bisa memicu lonjakan kasus Covid-19.


"Jadi ini dua agenda yang kami sedikit khawatirkan, jangan sampai ada pemicunya dan terjadi klaster baru di libur panjang dan Pilkada awal Desember," kata Ridwan.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, pertumbuhan kasus Covid-19 yang fluktuatif dinilai masih sangat rawan dan berpotensi terjadinya lonjakan kasus, terlebih jika masyarakat abai terhadap protokol kesehatan.

Saat ini, kata dia, klaster libur panjang pada Oktober lalu sudah terlihat. Akibatnya angka positivity rate yang sebelumnya di angka 3 persen, sekarang naik menjadi 11 persen.

"Satu pekan terakhir ada kecenderungan meningkat sedikit, meski tidak terlalu signifikan. Itu akumulasi dari liburan yang panjang, akumulasi klaster keluarga, dan kantor," katanya.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sulsel per 21 November, penambahan kasus sebanyak 103 kasus, kematian lima orang dan pasien sembuh 265 orang. Sehingga total kasus Covid-19 di Sulsel sebanyak 1.491 kasus.

Sementara pada wisata Covid-19, terdapat 184 orang tanpa gejala (OTG) yang saat ini masih dalam perawatan. "Meski tidak signifikan, peningkatan kasus Covid-19 di Sulsel tetap harus diwaspadai, apalagi jelang dua agenda besar yaitu Pilkada dan libur tahun baru nanti," katanya.

Ia berujar, Covid-19 hanya bisa diatasi dengan disiplin Covid-19 yakni melalui gerakan 3M, memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan menjaga jarak.

"Jadi kami dari Satgas sangat mengharapkan pada paslon (pasangan calon), KPU maupun Bawaslu tetap disiplin protokol kesehatan dalam setiap tahapan Pilkada sehingga kita tidak menjadi pemicu untuk peningkatan kasus di wilayah kita," urainya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler