Skotlandia Negara Pertama yang Gratiskan Produk Menstruasi

Perjuangan untuk membayar produk sanitasi dasar tiap bulan melonjak selama pandemi

Pixabay
Ilustrasi menstrual cup. Skotlandia telah menjadi negara pertama di dunia yang menyediakan akses gratis dan universal ke produk-produk menstruasi.
Rep: Dwina Agustin/Fergi Nadira Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH - Skotlandia telah menjadi negara pertama di dunia yang menyediakan akses gratis dan universal ke produk-produk menstruasi. Pencapaian ini terjadi setelah gerakan selama empat tahun yang secara fundamental mengubah wacana publik seputar menstruasi.

The Period Products (Free Provision) (Scotland) Act disahkan dengan suara bulat melalui tahap terakhirnya pada Selasa (24/11) malam. Aturan ini akan menempatkan kewajiban hukum pada otoritas lokal untuk menyediakan produk menstruasi bagi semua orang yang membutuhkannya.

Baca Juga


Dilansir UPI, RUU tersebut diperkenalkan oleh anggota Parlemen Skotlandia dari Partai Buruh Monica Lennon yang dengan suara bulat disetujui dengan menciptakan persyaratan untuk memerangi "menstruasi kemiskinan". Itu adalah sebuah istilah yang menggambarkan situasi di mana orang yang membutuhkan produk menstruasi tidak mampu membelinya.

"Ini akan membuat perbedaan besar bagi kehidupan perempuan dan anak perempuan dan semua orang yang mengalami menstruasi," ujarnya dikutip dari The Guardian.

Skema baru ini diperkirakan menelan biaya sekitar 8,7 juta poundsterling setahun. Undang-undang tersebut juga akan menetapkan dalam undang-undang persyaratan bagi sekolah, perguruan tinggi, dan universitas untuk menyediakan produk secara gratis, yang diumumkan oleh menteri pertama, Nicola Sturgeon, pada 2017.

Aturan ini merupakan yang pertama di dunia. Pemerintah Skotlandia juga mendanai sebuah proyek di Aberdeen untuk memberikan produk menstruasi gratis ke rumah tangga berpenghasilan rendah serta empat juta poundsterling lebih untuk dewan melanjutkan peluncuran ke tempat umum lainnya.

Pemerintah Skotlandia awalnya menentang ketentuan universal tersebut. Namun, akhirnya beralih untuk bergabung dengan dukungan lintas partai pada debat tahap pertama RUU tersebut di Februari. Partai Nasional Skotlandia telah menghadapi tekanan yang semakin besar dari para aktivisnya sendiri serta dari koalisi serikat pekerja dan kelompok masyarakat sipil yang digalang oleh Lennon.

Perjuangan untuk membayar produk sanitasi dasar setiap bulan telah melonjak selama pandemi virus corona. Penelitian sebelumnya oleh kelompok akar rumput Women for Independence mengungkapkan hampir satu dari lima perempuan pernah mengalami masa kemiskinan, yang berdampak signifikan pada kebersihan, kesehatan, dan kesejahteraan mereka. Wanita diperkirakan menghabiskan rata-rata 13 poundsterling sebulan untuk produk menstruasi dan beberapa ribu pound seumur hidup.

Lennon mengatakan juru kampanye di seluruh dunia telah mengamati kemajuan di Skotlandia dengan sangat cermat. “Ini adalah pesan penting di tengah pandemi global bahwa kita masih dapat menempatkan hak-hak perempuan dan anak perempuan di bagian atas agenda politik," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler