Azerbaijan akan Bangun Jalan Raya Lewati Nagorno-Karabakh

Wilayah Nagorno-Karabakh dalam kendali Azerbaijan setelah perang lawan Armenia

EPA-EFE/MELIK BAGHDASARYAN /PHOTOLURE
Pengungsi dari Nagorno-Karabakh sebelum keberangkatan bus menuju Stepanakert, kota utama Republik Nagorno-Karabakh (juga dikenal sebagai Artsakh), di terminal bus selatan di Yerevan, Armenia, 18 November 2020. Pada 09 November 2020 Presiden Azerbaijan Aliyev, Perdana Menteri Armenia Pashinyan, dan Presiden Rusia Putin menandatangani pernyataan yang mengumumkan gencatan senjata lengkap dan semua operasi militer di zona konflik Nagorno-Karabakh tempat bentrokan meletus pada 27 September 2020 antara Azerbaijan dan Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh di sepanjang perbatasan. jalur kontak dari Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri.
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU — Azerbaijan berencana untuk membangun jalan raya hingga jalur perbatasannya dengan Armenia melalui wilayah Nagorno-Karabakh, Artsakh. Menurut kepala layanan pers Badan Jalan Mobil Azerbaijan, Anar Najafli, hal itu dilakukan mengingat wilayah tersebut saat ini ada di dalam kendali Azerbaijan.

Baca Juga


"Jalan baru itu adalah jalan raya perbatasan Horadiz-Minjivan-Armenia," katanya mengutip news am, Senin (30/11).

Menurutnya, masing-masing perencanaan untuk pembangunan jalan telah dimulai. Dia juga mencatat, di waktu yang akan datang jalan raya ini bisa sewaktu-waktu diperpanjang lebih jauh, dari perbatasan Armenia menuju Nakhchivan.

Hingga kini, Azerbaijan juga diketahui telah memulai pembangunan jalan raya dari Daerah Fizuli ke kota Shushi. Daerah tersebut saat ini, juga berada di bawah kendali Baku, dengan panjang sekitar 101,5 km.

Pada 9 November lalu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani pernyataan bersama tentang penghentian total konflik yang ada. Perseteruan dua negara itu nyatanya memang telah dimulai sejak 30 tahun lalu. Namun demikian, konflik kembali meletus pada 27 September di wilayah sekitar Artsakh.

Atas dasar itu, penjaga perdamaian Rusia dikerahkan di wilayah tersebut untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata dan penghentian permusuhan. Tetapi pernyataan itu juga menetapkan penyerahan sebagian tanah Artsakh ke Azerbaijan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler