RS Rujukan Covid Penuh Gambaran Kondisi Darurat di Malang
Satgas Covid-19 Jatim merencanakan pembangunan rumah sakit darurat Covid di Malang
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dadang Kurnia, Wilda Fizriyani
Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur (Jatim) hari ini merilis data adanya enam rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Malang Raya dengan tingkat keterisian atau bed occupancy ratio (BOR) mencapai 100 persen. Penanganan Covid-19 di Malang Raya kini menjadi fokus perhatian Satgas Covid-19 Jatim.
"Yang BOR-nya naiknya drastis ada dua yang sekarang menjadi concern yaitu Malang Raya. Di Malang Raya itu ada enam rumah sakit yang sampai 100 persen. Itu kan berarti penuh," ujar Staf Ahli Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, dr. Makhyan Jibril Al-Farabi dikomfirmasi Republika, Senin (30/11).
Selain Malang Raya, lanjut Jibril, daerah yang juga mengalami peningkatan kasus Covid-19 signifikan adalah Jember. Di Jember juga diakuinya ada beberapa rumah sakit rujukan Covid-19 yang tingkat keterisiannya mendekati 100 persen. Meskipun Jibril enggan menyebutkan jumlah pasti, dan rumah sakit mana saja yang dimaksud.
"Di Jember juga barusan rapat dengan Plt Bupati Jember dengam Forkopimda, mereka juga salah satu yang naiknya drastis. BOR-nya juga sama banyak rumah sakit yang BOR-nya sudah mendekati 100 persen," ujar Jibril.
Namun demikian lanjut Jibril, jika dilihat secara kumulatif di Jatim, tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 berada di angka 65 persen untuk ruang isolasi biasa, dan 57 persen untuk ICU. Jibril mengingatkan, angka tersebut juga bukan merupakan angka yang aman. Menurutnya, perlu keterlibatan semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini. Utamanya dengan meningkatkan protokol kesehatan, agar rumah sakit tidak ssmakin penuh.
"Ada beberapa daerah yang memang occupancy-nya naik drastis ada yang landai aja. Kalau kita hitung rata itu sekitar 65 persen untuk isolasi biasa, terus untuk ICU 57 persen. Ini kan berarti sudah mulai warning," kata Jibril.
Jibril mengatakan, terjadinya lonjakan pasien Covid-19 yang dirujuk ke rumah sakit tiada lain merupakan dampak libur panjang pada akhir Oktober 2020. Saat libur panjang, banyak masyarakat yang melaksanakan mudik.
Bahkan, mobilitas masyarakat meningkat empat persen. Pun di Malang Raya. Peningkatan terjadi karena daerah tersebht menjadi jujugan masyarakat saat libur panjang.
Ketua Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi mengungkapkan, angka BOR di RS rujukan Covid-19 di Malang Raya mencapai 70 persen. Melebihi standar yang ditetapkan WHO di angka 60 persen.
"Kemarin di Malang kan kita analisis, perlu penambahan, karena BOR-nya lebih dari 70 persen," ujar Joni di Surabaya, Senin (30/11).
Maka dari itu, kata Joni, Satgas Covid-19 Jatim merencanakan pembangunan rumah sakit darurat Covid-19 di Malang Raya, seperti yang dibangun di Surabaya. Nantinya, rumah sakit darurat tersebut diperuntukkan bagi pasien Covid-19 yang bergejala klinis ringan.
"Memang BOR-nya naik. Karena naik menjadi 70 persen, Ibu Gubernur memutuskan ada alternatif membuat rumah sakit lapangan. Seperti yang kita buat di sini. Supaya apa? Supaya bisa relaksasi rumah sakitnya," ujar Joni.
Di Kota Malang, RSUD Saiful Anwar (RSSA) Malang pun akan menambah ruang perawatan untuk pasien Covid-19. Lokasinya akan berdekatan dengan gedung instalasi khusus Covid di RSSA.
Direktur RSSA, Kohar Hari Santoso mengatakan, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSSA masih fluktuatif. Terkadang, jumlah pasien bisa mencapai 82 sampai 86 persen. Meski demikian, pihaknya sudah harus bersiap untuk melakukan peningkatan pelayanan.
RSSA setidaknya akan menyiapkan 30 tambahan ruang perawatan di sekitar gedung instalasi khusus Covid-19. Untuk kapasitas ruang perawatan saat ini, Kohar mengaku, jumlahnya sudah hampir memenuhi batasan.
"Sekarang sudah 83, full-nya 80-an ke atas. Kalau mencep masih belum, tapi sudah tinggi sekali. Kami (masih bisa) terima (pasien) tapi kami harus mengatur, ada yang pulang, nunggu di UGD semacam itu," katanya di Kota Malang, Senin (30/11).
Di samping itu, Kohar mengaku, telah dipanggil oleh Gubernur Jatim untuk membicarakan pembukaan RS Lapangan di Kota Malang. Fasilitas ini rencananya akan menyediakan ruang perawatan untuk 300 pasien Covid-19. Namun pada tahapan awal, RS Lapangan hanya menyediakan 100 ruang perawatan.
Kohar menargetkan pendirian RS Lapangan dapat terealisasi dalam satu pekan. Fasilitas ini rencananya akan dibangun di Poltekkes, Klojen, Kota Malang. Rumah sakit tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko penularan pada lingkungan keluarga.
Rencana pendirian RS Lapangan dilatarbelakangi jumlah pasien positif Covid-19 yang meningkat. Di sisi lain, sejumlah RS di Malang sudah tidak mau menerima pasien kembali. Hal ini terjadi lantaran kapasitas ruang perawatan sudah penuh.
Kohar juga mengingatkan masyarakat untuk tetap melakukan pencegahan dari Covid-19. Masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat di kehidupan sehari-hari.
"Jadi upaya mencegah harus dilakukan supaya jangan sampai jatuh sakit karena nanti full rumah sakit," jelasnya.
Di kesempatan lain, Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, M Nur Widianto mengatakan, pihaknya telah berkoodinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang. Koordinasi ini dilakukan untuk mengonfirmasikan kapasitas RS yang telah penuh.
"Memang ya (penuh), sebagaimana yang dimaksud," kata pria disapa Wiwid ini.
Menurut Wiwid, rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di daerahnya tidak hanya diperuntukkan bagi warga Kota Malang. Ada pula warga dari wilayah lain di Jawa Timur yang terkonfirmasi positif Covid-19. Selama ini, banyak dari mereka yang dirawat di sejumlah RS rujukan Kota Malang.
Tercatat, kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kota Malang telah mencapai 2.268 orang. Dari total tersebut, 2.029 orang sembuh dan 233 orang dilaporkan meninggal dunia. Sementara pasien lainnya masih berada dalam perawatan dan isolasi.