Soal Vaksin, Erick Thohir: Tunggu BPOM

Ada dua jenis vaksin Covid-19 yang saat ini dalam tahap screening oleh BPOM.

AP Photo/Ted S. Warren
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Rep: Intan Pratiwi Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Soal kepastian kapan vaksin Covid-19 akan didistribusikan ke masyarakat, Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan keputusan tersebut masih menunggu dari pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Erick menjelaskan ada dua jenis vaksin Covid-19 yang saat ini dalam tahap screening oleh BPOM. 

Baca Juga


Pertama, vaksin Covid-19 yang memang sedang dikembangkan oleh negara. Ia menjelaskan untuk vaksin ini, BPOM masih melakukan kajian. 

Kalaupun BPOM sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authority (EUA), maka pekan kedua atau pekan ketiga Januari 2021, vaksin Covid-19 sudah bisa keluar.

"Kan memang ini menunggu hasil BPOM juga. Kalau mereka keluarkan emergency use authority, maka bisa dilakukan pekan kedua dan pekan ketiga Januari," ujar Erick di Gedung DPR, Senin (30/11).

Kedua, adalah vaksin Covid-19 jadi yang memang sudah dikembangkan dari negara lain. Ia mengatakan, ini melalui izin jalur yang berbeda di BPOM. Jika BPOM sudah bisa memberikan verifikasi terkait vaksin jadi ini, bisa dimungkinkan keluarnya akan lebih cepat.

"Tapi soal vaksin jadi, ya bisa juga lebih cepat. Kan nanti izin dari BPOM-nya beda," ujar Erick.

Sebelumnya, Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah Indonesia sudah mengantongi kesepakatan pembelian vaksin dari tiga negara. Saat ini, kata dia tinggal negoisasi harga yang merupakan tupoksi Menteri Kesehatan, Agus Terawan.

Budi merinci saat ini Indonesia sudah mengantongi kesepakatan pembelian vaksin dari Jerman (BioNtech), Inggris (AstraZeneca) dan juga empat jenis vaksin dari China (Sinofarm Beijing, Sinofarm Wuhan, Sinovac dan Casino).

"Semua sudah kita kontrak itu. Tapi beberapa opsi lain juga masih berjalan, masih melakukan diskusi," ujar Budi dalam diskusi virtual, Selasa (24/11).

Budi menjelaskan dari tiga negara tersebut juga sudah disepakati berapa jumlah vaksin. Opsi penawaran juga sudah dilakukan tim dengan tiga negara tersebut. Saat ini, kata Budi tinggal Menkes Terawan yang melakukan eksekusi.

"Alternatifnya secara bilateral, perusaahan ke perusahan sudah kami lakukan, opsi-opsi penawarannya juga sudah siap. Nah keputusan akhir soal jenis jumlah dan harga itu wewnang pak Terawan. Kami mengontak 7 atau 8 yang cocok bagi Indonesia," ujar Budi.

Budi merinci yang saat ini masih dalam tahap pembahasan adalah Vaksin Moderna dari Amerika Serikat dan dua lagi dari Rusia, Sputnik dan Bharat dari India. "Ini masih tahap kontak. Kami sudah melakukan kontak dan diskusi. Bilateral sudah kami lakukan, juga antar perusahaan juga sudah," ujar Budi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler