Penyebab Cicit Nabi Muhammad Menangis di Baitullah
IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Muhammad al-Baqir bin Ali bin Husain rah, cucu Rasulullah yang nasabnya bertemu antara Hasan dan Husein yang bernasab kepada Fatimah az-Zahra sekaligus dari pihak ayah dan ibu.
Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dalam bukunya "198 Kisah Haji Wali-Wali Allah" mengisahkan, ketika Al-Baqir menunaikan ibadah haji, ketika sebentar lagi memasuki Masjidil Haram, dia menatap Baitullah dan langsung menangis keras. Al-Baqir berangkat haji bersama pembantunya bernama Aflah.
Mendengar tangis tuannya, Aflah segera berbisik ke telinganya. "Wahai tuanku di sini tuan menjadi pandangan banyak orang. Sebaiknya pelankan lah sedikit suara tangis tuan," kata Aflah menyarankan.
Imam Baqir menjawab, "Wahai, Aflah, mengapa aku tidak boleh menangis?" tanya Baqir kepada pembantunya itu.
Albaqir menyampaikan bahwa dengan nangis ini ia berharap menerima segala amalan ibadah dan mengampuni dosanya. Dengan demikian di akhirat kelak ia dapat berjumpa dengan Allah SWT karena menjadi kenikmatan dan kebanggaan luar biasa dapat bertemu dengan Allah SWT.
"Padahal aku berharap agar Allah melihatku dengan penuh kasih sayang, sehingga aku beruntung bila berhadapan dengan-Nya di akhirat kelak," katanya.
Kemudian al-Baqir melanjutkan tawaf dan sholat di makam Ibrahim, ketika sujud, tangisnya kembali meledak sehingga tanah di bawahnya menjadi basah kuyup oleh air mata. Dia berkata kepada Aflah,"Hatiku merasa sedih dan penuh kegelisahan," kata Al-Baqir mengutarakan kesedihannya.
"Mengapa," tanya Aflah heran.
Atas pertanyaan itu, Al-Baqir menguraikan penyebabnya ia sedih dan gelisah.
Kata Al-Baqir, apabila keimanan memasuki hati seseorang, hatinya akan kosong dari segala sesuatu selain Allah. Namun malangnya, hati kita penuh dengan keduniaan, seperti binatang, kendaraan, pakaian-pakaian yang dipakai istri, makanan dan segala sesuatu berbau kedunian.
"Itulah masalah-masalah yang kupikirkan. Itulah yang membuat hatiku sedih bukan kepalang," katanya.
Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny mengatakan, Imam Al Baqir mati syahid karena diracun atas perintah Hisyam bin Abdul Malik pada hari Senin 7 Zulhijah 114 Hijriah atau 743 Masehi pada umur 57 tahun. Dia dimakamkan di Madinah di pekuburan Baqi.