Harga Minyak Menguat Usai Inggris Setujui Penggunaan Vaksin

OPEC Plus menunda pembicaraan tentang kebijakan produksi 2021 hingga Kamis.

AP Photo/Ronald Zak
Logo OPEC
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (2/12) saat Inggris menyetujui penggunaan vaksin Covid-19. Ini mendorong harapan untuk pemulihan permintaan dan meningkatnya ekspektasi bahwa negara-negara produsen akan mempertahankan batas produksi tahun depan.

Baca Juga


Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari, bertambah 83 sen atau 1,75 persen menjadi menetap pada 48,25 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, ditutup naik 73 sen atau 1,64 persen menjadi 45,28 dolar AS per barel.

Pedagang mengamati OPEC Plus, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan sekutu lainnya, yang menunda pembicaraan tentang kebijakan produksi 2021 hingga Kamis dari Selasa (1/12), menurut sumber. "Kemajuan kuat hari ini muncul sebagian besar berdasarkan indikasi kemajuan pada pertemuan OPEC hari ini yang berpotensi membuka jalan bagi kesepakatan dalam pembicaraan OPEC Plus yang masih dijadwalkan untuk besok," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Tahun ini, OPEC Plus memberlakukan pemotongan produksi 7,7 juta barel per hari (bph) karena pandemi virus corona menghantam permintaan bahan bakar. Secara luas diharapkan untuk membalikkan pengurangan tersebut menjadi Januari-Maret 2021 di tengah lonjakan baru dalam kasus Covid-19.

Awal pekan ini, Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan akan berjuang untuk melanjutkan pengurangan produksi yang dalam hingga 2021.

Pada Rabu, Inggris menjadi negara Barat pertama yang menyetujui vaksin Covid-19, melampaui Amerika Serikat dan Uni Eropa dalam kemungkinan kembali ke kehidupan normal dan pemulihan permintaan minyak. "Berita tentang persetujuan vaksin Inggris adalah apa yang dibutuhkan pasar minyak lebih dari apa pun untuk meningkatkan permintaan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler