Ratusan Warga Lebak Mengungsi Akibat Banjir
Banjir akibat Sungai Cimoyan meluap.
REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Ratusan warga sejumlah desa di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengungsi akibat banjir di daerah itu setelah air Sungai Cimoyan meluap.
"Kami belum bisa memastikan jumlah pengungsi karena masih melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir," kata Kepala Seksi Penanganan dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten Sumardi, Kamis (3/12).
Para pengungsi itu menempati rumah kerabat dan saudara yang tidak terdampak banjir sambil menunggu air surut. Warga yang mengungsi itu terdiri dari anak-anak hingga usia lanjut dan terpenuhi kebutuhan makanan.
BPBD Banten bersama TNI, Polri, relawan, aparat kecamatan dan desa fokus melakukan evakuasi dan penyelamatan korban yang terjebak banjir. Petugas melakukan penyisiran di pemukiman padat warga agar tidak terbawa arus air banjir dengan menggunakan perahu karet serta pakaian pelampung.
Namun, sejauh ini BPBD Banten belum menerima laporan korban jiwa akibat banjir di Kabupaten Lebak. "Kami belum membuka dapur umum dan posko pengungsian, karena kosentrasi pada penyelamatan itu," katanya.
Menurut dia, banjir yang melanda pemukiman Desa Cikeusik, Ciruji dan Lebak Keusik, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, terjadi sejak Rabu malam hingga Kamis siang ini belum surut. Ketinggian air antara 40 sentimeter hingga 1,5 meter setelah meluapnya Sungai Cimoyan menyusul curah hujan dengan intensitas sedang dan ringan yang berlangsung cukup lama hingga lebih dari 12 jam.
Saat ini, BPBD Banten mengutamakan penyelamatan masyarakat terdampak agar bisa tertangani dengan baik. "Kami bekerja keras dengan melibatkan instansi terkait untuk membantu warga Kabupaten Lebak yang dilanda banjir," katanya.
Sementara itu, Yadi, seorang warga Desa Keusik Kabupaten Lebak mengaku dirinya bersama anggota keluarga sejak malam hingga kini belum kembali ke rumah karena banjir belum surut. Beruntung, dirinya mendapatkan bantuan makanan dari pemerintah kecamatan setempat.
"Kami tinggal di sini hanya pakaian yang melekat di badan karena banjir pada dini hari begitu deras air sungai sehingga tidak bisa menyelamatkan lumbung pangan, uang simpanan dan surat-surat berharga, " katanya.