Rumor Merger dengan Grab, Ini Kata Gojek
Gojek adalah perusahaan teknologi terbesar di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumor Gojek akan merger dengan Grab belakangan semakin kencang berhembus dan tersebar melalui surat internal manajemen perusahaan kepada para karyawan. Co-CEO Gojek Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi menyanggah rumor merger tersebut.
"Dan akan terus (ada yang menghembuskan rumor merger) seperti itu, jadi sebaiknya kita tidak usah menghiraukannya," kata Andre dan Kevin, dalam bocoran surat kepada karyawan Gojek di Jakarta, Jumat (4/12).
Andre dan Kevin memastikan Gojek sekarang berada di posisi kuat, sehingga akan selalu dapat mengambil keputusan terbaik bagi perusahaan yang sejalan dengan misi bersama selama ini.
Apalagi, kata mereka, Gojek memiliki pondasi keuangan yang kokoh, serta berada dalam posisi kuat untuk mendukung operasional dan pertumbuhan perusahaan hingga tahun-tahun mendatang.
"Oleh karena itu, kita tidak ada tekanan untuk melakukan kesepakatan yang disebutkan di media," ujar Andre.
Gojek adalah perusahaan teknologi terbesar di Indonesia, dengan keberadaan yang kuat di sejumlah negara kawasan Asia Tenggara. Gojek didukung penuh oleh investor besar kelas dunia seperti Google, Tencent, Facebook, Paypal, Astra Internasional dan yang terbaru Telkomsel, serta masih banyak yang lainnya.
"Sangat jarang bagi perusahaan yang belum IPO (penawaran saham perdana ke publik) di dunia ini memiliki jajaran investor seperti Gojek," tutur Kevin.
Terlebih, menurut keduanya, Gojekmencetak kinerja bisnis yang luar biasa di tengah tantangan 2020 ini dengan nilai total nilai transaksi dalam ekosistem Gojek mencapai lebih dari 12 miliar dolar AS.
Pada saat yang sama, sejumlah produk Gojek telah mampu mencetak laba operasional. Pencapaian tersebut diklaim membuat fundamental Gojek semakin kuat untuk mewujudkan bisnis yang berkelanjutan secara jangka panjang.
Menurut dua pimpinan perusahaan itu, Gojek juga terus mempertahankan kepemimpinan yang solid di Indonesia, sekaligus siap memperkuat kehadirannya di Asia Tenggara dengan terintegrasinya aplikasi dan merek Gojek.
Selain itu, kondisi finansial yang sangat sehat bisa dicapai karena selama ini Gojek fokus mendorong pertumbuhan melalui kepemimpinan produk dan layanan di pasar.
"Tidak seperti banyak perusahaan lain di sektor yang sama, yang banyak bergantung pada strategi bakar uang," ujar kedua petinggi Gojek ini.
Ikuti Whatsapp Channel Republika