Kebakaran Australia Bunuh dan Lukai Lebih dari 60 Ribu Koala

Populasi koala di Australia terus mengalami pengurangan

EPA-EFE/LUKAS COCH
Seekor koala terlihat memakan daun getah di Tidbinbilla Nature Reserve dekat Canberra, Australia, 24 November 2020. Pemerintah federal kemarin mengumumkan audit nasional populasi koala sebagai komponen kunci dari paket 18 juta dolar Australia (sekitar 13,1 juta dolar AS) untuk membantu melindungi spesies ikonik Australia.
Rep: Fergi Nadira Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- World Wide Fund for Nature (WWF) memperkirakan, lebih dari 60 ribu koala mati, terluka, bahkan terlantar akibat kebakaran hutan Australia musim panas lalu, Senin (7/12). Angka itu sangat mengkhawatirkan bagi hewan yang sudah dalam masalah sebelumya.

Baca Juga


Sebuah laporan 2016 oleh panel ahli koala telah menyebutkan populasi koala di Australia sebanyak 329 ribu. Namun telah terjadi kebakaran hutan setiap tahun sejak saat itu sehingga mengurangi jumlah tersebut lebih lanjut hingga kini.

“Angka 60 ribu itu adalah jumlah yang menghancurkan untuk spesies yang sudah meluncur menuju kepunahan di Australia Timur. Kami tidak bisa kehilangan koala dalam pengawasan kami," kata Kepala Eksekutif WWF-Australia Dermot O'Gorman dalam laporan terbaru dilansir laman Gulf Today, Senin (7/12).

Bahkan sebelum kebakaran, habitat koala telah menurun drastis oleh karena adanya pembukaan lahan untuk pertanian, pembangunan perkotaan, pertambangan, dan kehutanan. Pulau Kanguru Australia Selatan adalah daerah yang paling parah terkena dampak bagi koala. Sekitar 40 ribu koala terkena dampak kebakaran, menurut data WWF. Hampir 11 ribu di Victoria dan 8.000 di New South Wales (NSW) juga terpengaruh.

Penyelidikan parlemen NSW pada Juni menyimpulkan setelah penyelidikan selama setahun bahwa koala di negara bagian itu dapat punah pada 2050. Hal itu bisa terjadi kecuali pemerintah segera turun tangan untuk melindungi mereka dan habitatnya.

WWF bertujuan untuk menggandakan jumlah koala di Australia bagian timur pada 2050. Rencana tersebut mencakup uji coba drone untuk menyebarkan benih pohon eukaliptus yang menyediakan makanan dan tempat berlindung bagi koala, dan pembentukan dana untuk mendorong pemilik tanah untuk menciptakan koala yang aman.

Kebakaran hutan musim panas lalu, yang oleh Perdana Menteri Scott Morrison disebut sebagai "musim panas hitam" Australia, juga menewaskan 33 orang dan meratakan lebih dari 24 juta hektar (59 juta acre) di negara itu. Studi WWF mencatat, hampir tiga miliar hewan asli akan berada di jalur kebakaran hutan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler