Isyarat Kebenaran Alquran dan Injil Soal Hadirnya Rasulullah
Kehadiran Nabi Muhammad SAW dibenarkan oleh Nabi Isa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah pernah dibenarkan oleh Nabi Isa AS. Hal itu pun terekam dan diabadikan dengan baik di dalam Alquran maupun sejalan dengan informasi dalam Injil Yohanes XIV: 15-16.
Di dalam Alquran, Allah SWT berfirman dalam Surah As-Shaf ayat 6 berbunyi: “Wa idz qaala-bnu Maryama yaa Bani Israila inna Rasulullahi ilaikum mushaddiqan limaa baina yadayya minat-tauraati wa mubassyira birasulin ya’ti min ba’di-smuhu ahmadu,”.
Yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata: Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad),”.
Pakar Ilmu Tafsir asal Indonesia, Prof Quraish Shihab, dalam buku berjudul Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, Nabi Isa menurut ayat di atas diberi informasi mengenai Nabi Muhammad SAW. Antara lain seperti apa yang beliau sampaikan sebagaimana bunyi ayat di atas.
Dijelaskan pula makna ayat di atas sejalan dengan informasi Injil Yohannes XIV: 15-16, di mana dinyatakan bahwa Isa Al-Masih berkata: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku. Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain supaya ia menyertaimu selama-lamanya,”.
Teks ini dipahami sebagai berita gembira tentang kehadiran Nabi Muhammad SAW. Teks asli bahasa Suryani dan Yunani yang diterjemahkan dengan kata Penolong/Pelipur pada teks di atas, menurut Prof Quraish Shihab, adalah Parkaletos atau yang berarti orang yang terpuji atau dalam bahasa Arab disebut dengan bahasa Muhammad/Ahmad.