Sektor Pertanian Disebut Sangat Berpengaruh untuk PEN

Subsektor perkebunan menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan tersebut.

Dok. Kem
Perkebunan di Indonesia.
Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sektor pertanian disebut menjadi satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan ditengah terpaan badai Pandemi Covid-19. Sektor pertanian mencatat angka positif dengan pertumbuhan PDB pertanian kuartal II sebesar 19,24% dan kuartal III sebesar 2,19%. 


Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis kuartal IV juga akan mengalami peningkatan. Salah satunya subsektor perkebunan menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan tersebut.

Dirjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono mengatakan, salah satu pendorong pertumbuhan itu adalah ekspor. “Ekspor kita naik 11,6% dari tahun 2019. Dari Januari sampai Oktober 2020 besarnya 359,5 trilliun dan lebih dari 90% berasal dari subsektor perkebunan,” terang Kasdi saat diwawancarai dalam acara peringatan Hari Perkebunan ke-63 di Scientia Square Park, Serpong, Tangerang, Banten, Jawa Barat, akhir pekan ini.

Kasdi juga menerangkan, Gerakan Ekspor Tiga Kali Lipat yang merupakan kebijakan Menteri Pertanian (Mentan) sebagai tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengakselerasi dan memultiplikasi ekspor, selama ini memang menjadi fokus Kementan. Ini dilakukan dengan dukungan serta sinergi yang kuat dari segenap stakeholder dari mulai petani, pelaku usaha sampai ke pemerintah daerah. 

Kasdi menegaskan, kemitraan petani dengan perusahaan yang selama ini senantiasa diperkuat salah satunya lewat skema plasma inti memang menjadi kunci. “Kemitraan tersebut menjamin pasar bagi petani dan menjamin ketersediaan bahan atau produk bagi perusahaan.” kata Kasdi. “Salah satu yang kita dorong lewat skema plasma inti juga adalah para pelaku UMKM sektor pertanian, khususnya subsektor perkebunan,” kata dia menambahkan. 

Dalam acara peringatan Hari Perkebunan itu sendiri dilangsungkan prosesi pelepasan ekspor hasil perkebunan yaitu briket tempurung kelapa ke Irak satu container sebesar dengan berat 1 kilogram per dus dari PT Tom Cococha Indonesia. 

Kasdi menjelaskan bahwa nilai tersebut belum merupakan akumulasi nilai ekspor dari PT Tom Cococha Indonesia. “Perusahaan tersebut untuk produk briket tempurung kelapa, dalam satu tahun mampu mengekspor 2000 ton dan mencatat nilai ekspor sebesar 500 milliar. Adapun secara nasional, untuk produk briket tersebut nilai ekspornya mencapai 7 trilliun,” kata dia menambahkan. 

Untuk lebih menggenjot ekspor, Kasdi menuturkan, Kementan akan fokus kepada penyediaan benih berkualitas tinggi sehingga produk perkebunan Indonesia lebih menarik bagi pasar internasional. “Kita menargetkan 15 juta benih untuk 14 komoditas,” kata Kasdi.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler