Wagub Jabar Serahkan Tujuh Mobil Maskara di Garut
Tujuh desa yang mendapatkan merupakan desa berstatus mandiri.
REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum, menyerahkan tujuh unit Mobil Aspirasi Kampung Juara (Maskara) untuk tujuh desa di Kabupaten Garut, Sabtu (12/12). Tujuh desa yang mendapatkan merupakan desa berstatus mandiri.
Uu berharap, mobil Maskara itu diberikan sebagai kendaraan operasional desa untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Menurut dia, keberadaan mobil Maskara harus dilakukan guna mengakselerasi pembangunan desa.
"Semoga perhatian Pemda Provinsi Jabar kepada desa dapat memicu desa-desa lain untuk bergerak menaikkan statusnya menjadi desa mandiri, ujung-ujungnya masyarakat terus bersemangat membangun desa," kata melalui keterangan resmi, Ahad (13/12).
Ia menyebutkan, mobil Maskara dapat dimanfaatkan sebagai panggung, angkutan barang, dan sarana hiburan. Dengan mobil itu, masyarakat desa dapat memiliki penunjang yang mengangkat potensi desa.
Sebanyak turuh desa di Kabupaten Garut yang mendapatkan mobil Maskara adalah Desa Cinunuk di Kecamatan Wanaraja, Desa Cikandang di Cikajang, Desa Sukakarya di Samarang, Desa Sindanggalih di Karangpawitan, Desa Cangkuang di Leles, Desa Sukarame di Caringin, dan Desa Hanjuang Kecamatan Bungbulang.
Uu menambahkan, dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dalam membangun desa bukan hanya melalui mobil Maskara. Lebih dari itu, Pemprov Jabar juga menggagas inovasi Desa Juara. Ia menyebutkan, Desa Juara memiliki tiga pilar, yakni digitalisasi layanan desa (Desa Digital), One Village One Company (OVOC), dan Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa).
Menurut dia, tiga pilar tersebut dapat menghasilkan sederet program, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Jembatan Gantung Desa (Jantung Desa), Jalan Mulus Desa, Sapawarga, dan banyak program lainnya. Ia menyebutkan, program-program itu dirancang salah satunya untuk memangkas ketimpangan perekonomian di wilayah pedesaan dengan perkotaan.
"Pemprov Jabar sudah mencanangkan program-program yang berpihak kepada desa. Supaya seperti Kang Emil selalu bilang, jadi masyarakat tetap tinggal di desa, tapi rezeki kota," kata Uu.