WHO Turun ke Wuhan, Selidiki Asal Virus Corona di China

WHO ingin menggali informasi untuk mencegah penyebaran virus serupa ke depan.

ANTARA/M. Irfan Ilmie
Beberapa ranjang yang digunakan untuk menangani pasien pada masa-masa awal COVID-19 mewabah di Wuhan menjadi salah satu koleksi di Museum Anti-COVID-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Sabtu (21/11/2020). Sejak dibuka pada 15 Oktober 2020, museum yang menggambarkan situasi Wuhan saat awal mula pandemi terjadi itu dikunjungi lebih dari 3.000 orang per hari.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang terdiri dari 10 ilmuwan akan berkunjung ke Wuhan, China. Dalam kunjungan yang dilakukan bulan depan itu, tim WHO akan menyelidiki asal Covid-19.

Beijing enggan menyetujui penyelidikan independen dan WHO harus melakukan negosiasi selama berbulan-bulan untuk dapat izin masuk Wuhan. Virus Covid diduga berasal dari pasar yang menjual binatang di kota itu.

Pencarian sumber virus meningkatkan ketegangan dengan banyak negara terutama Amerika Serikat (AS). Pemerintah Presiden AS Donald Trump menuduh China menutupi wabah di awal pandemi.

Seorang biolog yang ikut dalam kunjungan WHO itu mengatakan lembaga kesehatan PBB tersebut tidak mencari siapa yang harus disalahkan. Tapi cara untuk mencegah pandemi di masa depan.

"Ini bukan tentang menemukan negara yang bersalah," kata  Fabian Leendertz dari pusat pencegahan dan pengendalian penyakit Jerman, Robert Koch Institute seperti dikutip BBC, Kamis (17/12).

"Ini tentang mencoba memahami apa yang terjadi dan melihat apakah berdasarkan data itu, kami dapat mengurangi risiko di masa depan," tambahnya.

Leendertz mengatakan tujuan penyelidikan ini untuk mencari tahu kapan virus Corona mulai menyebar. Bukan untuk mencari tahu apakah Wuhan sumber virus Corona. Ia menambahkan misi ini akan berlangsung selama empat hingga lima pekan.

Di awal pandemi, virus Covid-19 diyakini berasal dari 'pasar basah' di Wuhan, Provinsi Hubei. Diduga tersebar melalui penularan dari hewan ke manusia. Tapi sekarang para pakar menilai virus itu hanya diperkuat di sana.

Penelitian mengindikasi virus Corona yang mampu menginfeksi manusia sudah tersebar tak terdeteksi di kelelawar selama puluhan tahun. Pada akhir Desember lalu dokter di Wuhan Central Hospital Li Wenliang mencoba memperingatkan rekan-rekan medisnya mengenai wabah penyakit baru yang merebak.

Namun polisi memintanya untuk 'berhenti membuat komentar palsu' dan ia diselidiki atas 'menyebarkan rumor. Dr Li meninggal pada bulan Februari setelah mengobati pasien yang terinfeksi virus Corona di Wuhan.

Pada Februari muncul kecurigaan virus Covid mungkin virus yang bocor dari laboratorium di Wuhan. Jaringan komunikasi Departemen Luar Negeri AS menunjukkan para pejabat kedutaan khawatir dengan keamanan biologis di kota itu.

Direktur intelijen nasional AS mengatakan saat itu virus Corona bukan buatan manusia atau hasil modifikasi genetika. Pemerintah AS menyelidiki apakah wabah dimulai melalui kontak dengan hewan atau karena insiden di laboratorium.

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler