Dapat Izin FDA, Vaksin Moderna Diharapkan Jangkau Perdesaan
Pemerintah AS dan Moderna sepakat menyiapkan 20 juta dosis vaksin.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (COVID-19 dari Moderna Inc telah menerima otorisasi penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) atau FDA. Otorisasi diumumkan sehari setelah panel ahli mendukung penggunaan produk.
Keputusan tersebut menandai otorisasi regulasi pertama di dunia untuk vaksin Moderna dan validasi teknologi messenger RNA-nya. Itu terjadi kurang dari setahun setelah kasus Covid-19 pertama diidentifikasi di Amerika Serikat (AS).
Moderna telah bekerja sama dengan Pemerintah AS untuk mempersiapkan distribusi hingga 5,9 juta suntikan vaksin yang paling cepat dikeluarkan pada akhir pekan ini. Keputusan FDA juga dikeluarkan berdasarkan hasil studi tahap akhir terhadap 30.000 sukarelawan yang menemukan bahwa vaksin dari perusahaan bioteknologi itu hampir 95 persen efektif mencegah Covid-19 tanpa efek samping serius.
Otorisasi tersebut mengikuti EUA yang diberikan untuk vaksin Covid-19 dari Pfizer Inc yang bekerja sama dengan BioNTech SE. Pekan ini, vaksin dari perusahaan ini telah diserahkan ke ribuan petugas kesehatan AS.
"Dengan tersedianya dua vaksin sekarang untuk pencegahan Covid-19, FDA telah mengambil langkah penting lainnya dalam memerangi pandemi global ini yang menyebabkan banyak sekali rawat inap dan kematian di AS setiap hari," ujar komisaris FDA, Stephen M Hahn, MD, dalam keterangannya, dilansir France 24, Sabtu (19/12).
Vaksin Covid-19 dari Moderna diharapkan dapat digunakan di lokasi yang lebih sulit dijangkau di AS. Seperti diantaranya adalah rumah sakit yang terletak di wilayah perdesaan.
Vaksin Covid-19 dari Moderna dilaporkan perlu disimpan dan dikirim dalam keadaan beku, tetapi tidak memerlukan suhu ultra-dingin seperti yang dimiliki Pfizer dan BioNTech. Setelah dicairkan, vaksin Moderna dapat disimpan pada suhu lemari es biasa.
Vaksin Covid-19 dari Moderna diberikan dalam dua suntikan, dengan jarak masing-masing 28 hari. Perusahaan itu dilaporkan memiliki kesepakatan dengan pemerintah AS untuk memberikan 20 juta dosis vaksin pada tahun ini dan total 200 juta dosis pada akhir Juni 2021.