Ukraina akan Tingkatkan Kerja Sama Militer dengan Turki
Turki dinilai dapat membantu Ukraina untuk menjadi anggota NATO
REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Menteri pertahanan Ukraina pada Jumat (18/12) mengatakan Ukraina terbuka untuk meningkatkan kerja sama dengan Turki, anggota kunci NATO.
Berbicara menjelang pertemuan Quadriga antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan Ukraina dan Turki di ibu kota Kiev, Menhan Ukraina Andriy Taran mengatakan Turki dapat membantu Ukraina dalam mencapai tujuan utama negaranya untuk menjadi anggota NATO.
“Turki adalah anggota kunci NATO dan dapat membantu Ukraina dalam hal ini. Oleh karena itu, kami terbuka untuk meningkatkan kerjasama di semua bidang,” kata Taran.
Taran mengatakan mereka telah memutuskan untuk membeli kendaraan udara tanpa awak (UAV) buatan Turki setelah Presiden Ukraina Vladimir Zelenskiy memerintahkan untuk memodernisasi militer negara itu.
“Tidak perlu meyakinkan siapa pun bahwa UAV Turki adalah senjata modern paling efektif. Semua orang melihat ini di Suriah, Libya, dan yang terbaru dalam pertempuran di Nagorno-Karabakh," kata Taran.
“Saya dan Presiden kami secara pribadi menyaksikan keefektifan tinggi Bayraktar Turki yang kami beli. Selain pembelian, kami ingin memproduksi dan mentransfer teknologi bersama-sama di Ukraina. Ukraina dapat berbagi teknologinya sendiri dengan perusahaan Turki, ini adalah proyek untuk kebaikan semua orang,” kata dia.
Taran mengatakan hubungan kedua negara tidak hanya sebatas di bidang pertahanan dan industri tetapi ada di banyak bidang. Dia mengatakan ada banyak etnis Turki yang tinggal di Ukraina.
Menhan itu mengatakan Krimea milik Ukraina dan berterima kasih kepada Turki karena mendukung integritas teritorial negaranya. Dia mengatakan Ukraina melihat kebijakan agresif Rusia sebagai "ancaman terbesar".
"Sepengetahuan kami, Rusia sedang mempersiapkan persenjataan nuklir di Krimea, yang merupakan ancaman bagi Eropa dan dunia yang beradab," kata Taran.
"Kami juga melihat upaya Rusia untuk mendominasi Laut Hitam sebagai ancaman utama bagi ekonomi Eropa, Ukraina, dan Turki," ujarnya.